Mohon tunggu...
Muhammad Arief Ardiansyah
Muhammad Arief Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Business Analyst

Pencerita data dan penggiat komoditi.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Serunya Eksplorasi Warisan Bizantium di British Museum Jelang Berbuka

5 Mei 2020   00:01 Diperbarui: 4 Mei 2020   23:58 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan Museum of The World kolaboasi British Museum dengan Google. 

Museum adalah tempat dimana berbagai karya seni dan peninggalan sejarah dipertunjukkan. Tujuannya, agar para penikmatnya bisa menilik kembali peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Dengan begitu, sejarah kehidupan manusia akan terus tersambung dari satu generasi ke generasi yang lain.

Sayangnya, gara-gara pandemi virus corona, museum-museum itu harus ditutup. Bahkan sampai jangka waktu yang belum dapat ditentukan ujungnya. Kondisi ini nyata dialami oleh seluruh museum di dunia karena si virus memang tak mengenal batas-batas geografis.

Beruntung beberapa museum mulai membangun layanan museum virtual yang dapat diakses secara online dari rumah masing-masing. Saya pun mencoba memanfaatkan layanan ini sambil ngabuburit, mengisi waktu dan menunggu jam berbuka puasa tiba.

Berdasarkan rekomendasi dari situs Karinov, kali ini saya memutuskan untuk mengunjungi British Museum. Museum yang berlokasi di Bloomsbury, London, Inggris ini merupakan museum nasional publik pertama yang ada di dunia. Memiliki lebih dari 8 juta koleksi, British Museum menjadi salah satu sumber terlengkap untuk mempelajari kebudayaan manusia sejak awal mula hingga sekarang.

Hasil kerja sama antara British Museum dengan Google melahirkan 2 versi museum virtual. Ada yang menggunakan Google Street View dan ada pula yang menggunakan WebGL tingkat lanjut. Saya mencoba menggunakan versi yang kedua yang dapat diakses lewat tautan https://britishmuseum.withgoogle.com.

Begitu masuk, saya disambut oleh ribuan bola berwarna-warni yang rupanya melambangkan ribuan koleksi yang dimiliki oleh museum ini. Bola-bola itu terlihat membentuk garis antara yang satu dengan yang lain. Memberi pesan bahwa koleksi museum yang satu pasti berhubungan dengan koleksi lainnya. Persis seperti motto "History Connected" yang tertulis di halaman muka.

Berikutnya saya dibawa pada garis waktu yang terbagi atas 5 jalur. Mirip seperti susunan pada alat musik. Jalur-jalur tersebut menandakan kategori koleksi berdasarkan benua tempat ditemukannya koleksi tersebut.

Navigasi pada museum yang satu ini juga lumayan interaktif. Cukup tekan tombol panah ke atas dan ke bawah, lalu kita akan dibawa mengikuti aliran garis waktu untuk menemukan koleksi yang kita sukai. Koleksi tertua berasal dari 2 juta tahun sebelum Masehi dan koleksi termuda berasal dari era 2000an. Uniknya, kedua koleksi penghujung ini sama-sama berasal dari Afrika.

Tanpa sengaja, saya menjatuhkan kursor pada koleksi anting dari Kerajaan Bizantium.  Aning tersebut berbentuk busur menyerupai sabit yang dipenuhi hiasan burung-burung kecil dengan ranting di paruhnya. Hiasan cincin mutiara kecil juga terlihat amat indah mengelilingi cakram anting yang diperkirakan berasal dari abad ke-6 atau ke-7 ini.

Koleksi anting dari Kerjaan Bizantium (British Museum).
Koleksi anting dari Kerjaan Bizantium (British Museum).

Anting ini dipercaya sebagai bagian dari perhiasan emas yang dimiliki oleh Great Peslav dari Bulgaria pada pertengahan abad kesepuluh. Karenanya, museum ini mengajurkan saya menuju ke koleksi berikutnya dari Kerajaan Bizantium.

Koleksi tersebut adalah koin berhiaskan muka kaisar Bizantium Heraklius yang memerintah pada abad 610-641 M. Terlihat pula putranya yang tersemat pada 'salib' di tangga pada bagian belakang koin dengan tulisan latin.

Koin ini rupanya sempat ditiru oleh penguasa Muslim di Afrika Utara hingga diadaptasi menjadi koin dengan desain yang lebih 'islami'. Desain salib diganti dengan satu tiang yang melambangkan tauhid atau keesaan kepada Allah semata.

Salah satu koleksi koin dari Kerajaan Bizantium yang diadaptasi oleh penguasa Muslim di Afrika (British Museum).
Salah satu koleksi koin dari Kerajaan Bizantium yang diadaptasi oleh penguasa Muslim di Afrika (British Museum).

Berikutnya koleksi-koleksi lain saya telusuri satu persatu. Hingga saya berhasil menemukan artefak solidus ganda yang berasal dari Kaisar Romawi Constantine I yang memerintah pada tahun 306-337 Masehi. Rupanya, artefak tersebut masih saling berhubungan satu sama lain, baik dari segi desain maupun dari segi makna.

Menariknya, museum virtual yang satu ini juga dilengkapi dengan penjelasan berupa audio. Amat mirip dengan versi yang ada di museum nyata. Hal ini tentu memberikan sensasi tersendiri yang unik dan langka.

Sayangnya, tak lama adzan maghrib berkumandang dari masjid rumah saya. Eksplorasi ini terpaksa harus saya sudahi sementara karena gorengan sudah memanggil dengan begitu mesranya. Saya berjanji akan melakukan eksplorasi kembali esok hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun