Saat sedang puasa, saluran pencernaan manusia tidak dilewati oleh makanan hingga lebih dari 12 jam lamanya. Akibatnya, tubuh kita menjadi lebih sensitif. Gangguan sedikit saja dapat terasa serius dan amat menyulitkan aktivitas sehari-hari.
Seperti yang dialami oleh salah satu teman saya, Nadya, beberapa hari yang lalu. Di tengah obrolan kami selepas sahur, Nadya menceritakan kalau ia merasa asam lambungnya naik. Akibatnya ia mengalami gejala mual dan sesak di bagian dada. Padahal puasa baru saja dimulai.
Beruntung Nadya pada akhirnya tidak sampai muntah dan bisa mengatasi masalah tersebut hingga tiba waktu berbuka. Tetapi apa yang menimpa Nadya, juga bisa menimpa saya dan Anda. Karenanya, mari kita ulas perkara naiknya asam lambung tersebut sebagai berikut.
Mengapa Asam Lambung Bisa Naik?
Asam lambung (HCl) pada dasarnya merupakan zat yang dibutuhkan dalam mencerna setiap makanan yang masuk ke perut kita. Kehadiran asam kuat ini mampu membunuh mikroorganisme yang ikut masuk ke dalam perut, sekaligus mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin yang berperan dalam memecahkan molekul protein.
Sesuai namanya, asam lambung memang seharusnya hanya tersedia di lambung saja. Hal ini dikarenakan enzim pepsinogen memang hanya tersedia di lambung. Keberadaan asam lambung di tempat selain lambung jelas merupakan sinyal gangguan kesehatan tertentu.
Dalam kasus Nadya, asam lambung itu bergerak naik ke kerongkongan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pelemahan otot kerongkongan bagian bawah (Lower Esophageal Sphincter/LES).
Otot LES yang seharusnya berkontraksi dan menutup saluran dari kerongkongan setelah makanan masuk, justru tidak berfungsi dengan semestinya. Alhasil, jalur dari lambung ke kerongkongan tetap terbuka sehingga asam lambung pun perlahan naik ke kerongkongan.
Pelemahan otot LES dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Contohnya seperti obesitas, kondisi hamil, usia lanjut, kebiasaan merokok, dan kondisi medis khusus. Akan tetapi, secara umum pelemahan otot LES terjadi karena kebiasaan langsung berbaring atau tidur setelah makan.
Kebiasaan ini mengakibatkan otot LES menjadi gagap. Pasalnya, dalam kondisi tidur otot LES memang harus berada dalam keadaan rileks. Sementara pada saat makanan masuk, otot LES harus siap berkontraksi. Peralihan yang cepat ini dapat membuat otot LES melemah sehingga memudahkan naiknya asam lambung.