Saya pun masih bisa menulis di beberapa blog dan di Kompasiana. Mengerjakan beberapa proyek, hingga mengikuti berbagai macam lomba yang masih terbuka peluang kemenangannya. Padahal di luar sana amat banyak yang tidak punya akses menulis dan punya peluang berpenghasilan seperti yang saya punya.
Saya masih jauh lebih beruntung daripada kebanyakan orang di luar sana.
Karenanya, alih-alih memanjatkan harapan pribadi pada Ramadan kali ini, saya memilih untuk memanjatkan harapan kolektif. Harapan yang saya yakini juga dimiliki oleh banyak orang di luar sana, termasuk rekan-rekan penulis di Kompasiana.
Saya berharap agar Ramadan ini dapat menjadi pelipur lara di tengah kabar duka akibat pandemi virus Corona. Saya berharap, ada ketenangan yang Allah turunkan, utamanya bagi mereka yang baru saja kehilangan sanak saudaranya. Saya berharap, semakin banyak orang yang mau berbagi, dan semoga saya juga termasuk ke dalam koridor orang-orang yang berbagi tersebut.
Pandemi ini pasti akan berakhir. Sepercik cahaya sudah mulai terlihat di ujung terowongan. Oleh karenanya, mari jadikan Ramadan sebagai titian untuk melewati terowongan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H