Mohon tunggu...
Muhammad Arief Ardiansyah
Muhammad Arief Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Business Analyst

Pencerita data dan penggiat komoditi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Wikipedia Awalnya Bahan Tertawaan, Kini Jadi Andalan

9 Maret 2020   09:46 Diperbarui: 9 Maret 2020   09:56 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wikipedia, ensiklopedia bebas terbesar di dunia [headtopics.com]

"PR kalian adalah membuat makalah minimal 2 halaman. Jangan lupa cantumkan sumbernya pada bagian bawah, tapi jangan yang berasal dari blog atau Wikipedia, ya..."

Pernyataan itu amat sering saya dengar kala masih duduk di bangku SMP. Tanpa dijelaskan alasannya apa, para guru seakan kompak mengharamkan penggunaan Wikipedia di kalangan murid-muridnya. Melawan itu berarti sudah berbuat keji dan patut dihukum dengan nilai rendah.

Memasuki semester pertama di SMA, barulah saya mengerti alasan dibalik 'pengharaman' Wikipedia. Rupanya Wikipedia adalah ensiklopedia bebas yang isinya dapat diubah oleh siapa saja. Cukup buat akun, lalu sunting artikel yang ingin diubah isinya. Sederhana!

Sontak Wikipedia menjadi salah satu situs yang paling sering saya akses waktu itu. Bukan untuk belajar hal baru, tetapi menemukan definisi-definisi lucu yang ditulis oleh orang-orang akan sesuatu.

Gambarannya seperti ketika seorang warganet menyematkan frase "Gubernur Terbodoh" dalam laman Wikipedia milik Anies Baswedan beberapa waktu lalu. Tetapi yang saya temukan kala itu jauh lebih lucu dan tidak se-sensitif kasus Anies kemarin.

Tetapi karena interaksi saya dengan Wikipedia menjadi lebih intens, mau tidak mau sampailah juga saya pada laman-laman Wikipedia yang memiliki muatan lengkap. Seperti laman yang berisi informasi tentang kota-kota di Indonesia, peristiwa kunci dalam sejarah Indonesia, hingga biografi tokoh yang amat asing namanya di telinga saya.

Artikel-artikel semacam ini, isinya begitu padat, jelas, dan lengkap. Dengan membacanya sampai akhir saja, kita sudah bisa menerima belasan atau bahkan puluhan informasi baru dalam satu waktu.

Pelan tapi pasti, kepercayaan saya akan Wikipedia mulai meningkat. Wikipedia pun semakin berbenah dengan menyempurnakan artikel-artikel yang sudah tayang serta menambah jumlah artikel secara massif.

Pada November 2015, jumlah artikel didalam Wikipedia Bahasa Indonesia sudah menembus angka 500.000 artikel. Menggenapkan total 38 juta artikel didalam Wikipedia seluruh bahasa pada periode yang sama.

Adapun per Februari 2020, jumlah artikel pada Wikipedia seluruh bahasa telah menembus angka 48 juta dengan 10% diantaranya merupakan konten berbahasa Indonesia. Dengan kata lain, Wikipedia Bahasa Indonesia sudah memiliki lebih dari 4,3 juta artikel baru dalam waktu kurang dari 5 tahun. Fantastis.

Asal tahu saja, Wikipedia kerap menjadi andalan saya sewaktu kuliah. Terutama ketika hendak menulis bagian Teori Dasar, entah untuk keperluan jurnal maupun laporan praktikum.

Wikipedia membantu saya mengerti secara cepat terkait terminologi yang ingin saya pahami. Kemudian dengan memanfaatkan daftar rujukan yang ada, saya bisa dengan mudah mendapatkan bahan bacaan lengkap dalam waktu singkat.

Salah seorang rekan saya bahkan pernah mengakui kalau hobinya adalah mengeksplor Wikipedia setiap hari sebelum tidur. Ia biasa memulai dari hal-hal acak (random), kemudian akan terus mengikuti tautan yang tersedia hingga sampai pada hal-hal baru yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.

Ia pun terlihat seperti orang yang kaya akan wawasan. Berbicang dengannya seakan tidak pernah bertemu bosan. Selalu ada hal baru yang bisa didapatkan lalu menjadi bekal untuk dibawa pulang.

Tentu saja Wikipedia pun ada batasnya dan masih ada kurangnya. Namun satu yang pasti, bahwa mulai hari ini, kita tidak bisa lagi menertawakan Wikipedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun