Esok harinya, Li Wenliang mendapat panggilan dari otoritas rumah sakit tempatnya bekerja. Otoritas yang tergabung dalam Wuhan Municipal Health Commission itu menilai Li telah gegabah dalam menyebarkan pesan terkait virus yang diidap pasien-pasiennya.
Komisi ini lantas merilis pernyataan secara publik untuk merespon keributan yang terjadi. Pernyataan itu bernada tegas dan jelas: "Any organization or individuals are not allowed to release treatment information to the public without authorization".
Li pun pulang ke rumahnya dan menikmati malam tahun baru bersama keluarga. Ia paham posisinya sedang tidak menguntungkan, tetapi ia berharap kemeriahan malam tahun baru bisa menutupi keviralan tentang dirinya.
Sayangnya chat yang ia sebar kembali ramai diperbincangkan pada hari ke-2 di tahun yang baru. Beberapa media bahkan sudah mulai mengontak dirinya secara pribadi untuk menanyakan informasi lebih dalam terkait virus yang dimaksud.
Alhasil, Departemen Kepolisian Wuhan pun memanggil Li Wenliang pada hari Jumat, 3 Januari 2020. Li dianggap telah menyebarkan rumor secara online hingga mengganggu ketertiban dan kenyamanan sosial. Beruntung Li tidak sampai harus ditahan dan diperbolehkan pulang.
Satu pekan setelah pemanggilan itu, Li mulai mengalami batuk. Membludaknya jumlah pasien yang masuk belakangan membuat daya tahan tubuhnya semakin rentan akibat paparan yang semakin intens.
Dua hari setelahnya, yakni 12 Januari 2020, batuk Li tak kunjung sembuh. Ia bahkan mulai merasa sesak napas dan suhu badannya meningkat. Sakit. Itulah kesimpulan yang ia ambil sehingga ia memutuskan untuk beristirahat sejenak dari tugasnya sebagai dokter.
Senin, 20 Januari 2020, Presiden Xi Jinping akhirnya mengumumkan adanya wabah yang menyerupai SARS dan berpusat di kota Wuhan, provinsi Hubei, Cina.Â
Kabar ini sontak mengagetkan dunia yang baru saja dibuat tegang akibat saling serang Iran dan Amerika di awal tahun. Jumlah pasien di rumah sakit di Wuhan sudah melonjak dengan laju eksponensial.
Akibatnya dalam hitungan hari langkah taktis pun diambil pemerintah Cina. Mulai dari membagikan masker secara masif, hingga menutup akses keluar masuk kota Wuhan.Â
Puncaknya, WHO mendeklarasikan kondisi waspada internasional alias Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atas kasus ini pada 30 Januari 2020.