Liverpool kembali meraup 3 poin setelah mengalahkan Wolverhampton Wanderers dengan skor 1-2 di Molineux Stadium. Hasil ini membuat Liverpool kini meraup 67 poin dari 23 laga, unggul 16 poin dari pesaing terdekat Manchester City di urutan kedua.
Pasukan Jurgen Klopp memang berhasil unggul cepat lewat gol sang kapten Jordan Henderson pada menit ke-8. Tetapi segera setelah tertinggal, Wolves kian aktif menyerang hingga beberapa kali membuat Liverpool kerepotan.
Petaka datang pada menit ke-51. Memanfaatkan umpan silang dari Adama Traore, Raul Jimenez sukses melayangkan header kencang yang tak dapat diantisipasi pertahanan Liverpool. 1-1.
Persis setelah skor menjadi imbang, permainan Liverpool malah tak kunjung membaik. Wolves justru berhasil memaksa Liverpool bertahan di areanya sendiri. Hingga Jurgen Klopp terpaksa memasukkan Fabinho untuk menambah kedalaman pertahanan.
Fenomena ini sesungguhnya sudah terjadi beberapa kali dalam pertandingan Liverpool di Premier League musim ini. Dua pertandingan terakhir melawan Tottenham Hotspurs dan Manchester United bisa menjadi contoh yang baik. Stamina pemain Liverpool kerap drop begitu memasuki menit ke-60.
Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh Wolves dengan cukup baik. Berkali-kali Adama Traore dan Raul Jimenez memberikan ancaman serius kepada gawang yang dikawal oleh Alisson. Virgil Van Dijk pun beberapa kali terlihat memarahi kawan-kawannya agar semakin disiplin dalam bertahan.
Sayangnya Dewi Fortuna memang sedang betah membersamai The Reds musim ini. Menit ke-84, Roberto Firmino berhasil melesakkan gol kedua dan mengakhiri perlawanan Wolves. Liverpool lagi-lagi pulang dengan membawa 3 poin.
Uniknya, nilai xG (expected goals) Liverpool pada pertandingan ini lebih rendah ketimbang Wolves. Nilai xG Liverpool hanya sebesar 1,26 sementara Wolves berhasil mendapatkan angka 1,84. Hal ini berarti, secara statistik, Wolves memiliki kans yang lebih besar untuk dapat memenangkan pertandingan.
Bagi Anda yang belum cukup familiar, xG adalah nilai statistik yang menggambarkan kualitas peluang yang dihasilkan selama pertandingan. Penilaian ini dilakukan berdasarkan histori data pertandingan yang amat banyak (>100.000 tembakan ke gawang), sehingga dapat ditentukan seberapa banyak gol yang diharapkan tercipta pada suatu pertandingan.
Karenanya, secara permainan, Liverpool tidak sepenuhnya mendominasi Wolves. Hanya saja, kualitas pemain Liverpool memang lebih tinggi ketimbang pemain Wolves, menjadikan mereka mampu bermain lebih efektif dan menciptakan lebih banyak gol.
Tentu saja ini bukan pertama kalinya Liverpool memenangkan pertandingan musim ini dengan permainan yang tidak terlalu mendominasi. Berbeda dengan tahun lalu dimana Liverpool mampu mendominasi serangan hampir 90 menit lamanya.
Maka dari itu, fans Liverpool tidak boleh tersinggung kalau ada yang mengatakan bahwa tim kesayangannya sedang benar-benar beruntung musim ini. Toh memang keberuntungan itu dibutuhkan kok untuk bisa menjadi juara. Dan stok keberuntungan Liverpool selama 30 tahun terakhir sepertinya memang disimpan sejak dulu untuk dihabiskan secara besar-besaran mulai musim ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H