Mohon tunggu...
Muhammad Arief Ardiansyah
Muhammad Arief Ardiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Business Analyst

Pencerita data dan penggiat komoditi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Kebajikan Sinaga untuk Indonesia

17 Januari 2020   11:39 Diperbarui: 17 Januari 2020   11:45 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ferdinand Sinaga berkostum PSM Makassar. Sumber: goal.com.

Nila setitik memang bisa merusak susu sebelanga. Tapi dalam Bhinneka, kita diajarkan untuk meneguk susu itu bersama-sama.

Nama Sinaga belakangan ini memang menjadi tren di dunia maya. Sayangnya tren itu didominasi oleh pemberitaan negatif yang berkutat pada kasus Reynhard Sinaga di Inggris sana.

Padahal marga Sinaga sejak dulu sudah memberikan sumbangsih yang tak sedikit bagi negara kita Indonesia. Apalagi statusnya sebagai salah satu marga tertua menurut versi Toba. Membuat mereka mau tak mau harus menjadi teladan, setidaknya bagi marga lain yang lebih muda.

Saya sendiri bukan seorang Batak, apalagi seorang Sinaga. Tetapi Sinaga bagi saya adalah saudara dalam Bhinneka. Karenanya, bagi saya tidak adil jika nama Sinaga terus-terusan diberitakan negatif atas kasus yang terjadi pada Reynhard.

Maka dari itu, lewat tulisan ini, saya hendak memaparkan sedikit kebajikan yang pernah Sinaga berikan untuk Indonesia. Tujuannya sederhana: mengingatkan kembali kalau Sinaga adalah bagian dari kita, keluarga besar Indonesia yang berjiwa Bhinneka Tunggal Ika.

1. Berkontribusi dalam memajukan BUMN

Marga Sinaga memang terkenal sebagai marga yang banyak memiliki pengusaha. Tak sedikit diantaranya yang bahkan menjadi pimpinan BUMN hingga ke level Direktur Utama.

Yang paling terkenal adalah Ir. Alex Janangkih Sinaga, M.Sc. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama (CEO) PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Tbk. pada periode 2014-2019. Jabatan sebagai CEO Telkomsel juga pernah ia emban pada periode 2012-2014.

Di bawah kepemimpinan Alex Sinaga, Telkom berhasil mencatatkan pendapatan hingga Rp 130,78 triliun pada tahun 2018. Tak pelak prestasi ini membuatnya dianugerahi penghargaan Ganesha Wirya Jasa Adiutama dari ITB dan Anugerah Badan Usaha Milik Negara dari Menteri BUMN.

Sinaga lainnya yang terkenal dalam dunia BUMN Indonesia adalah Dante Sinaga. Berstatus sebagai General Manager PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), Dante Sinaga turut berkontribusi dalam mencatatkan laba di atas Rp 8 triliun pada tahun 2018. Nilai ini setara dengan kenaikan sebesar 30% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017.

2. Menjadi direktur utama AirAsia Indonesia

Selain berkiprah dalam dunia BUMN, marga Sinaga juga terkenal sebagai pemimpin di sektor swasta. Bahkan yang dikirimkan adalah seorang wanita!

Namanya adalah Veranita Yosephine Sinaga. Ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Indonesia AirAsia (AirAsia Indonesia) sejak November 2019 menggantikan Dendy Kurniawan.

Veranita Yosephine Sinaga, Dirut AirAsia Indonesia. Sumber: twitter.com/itb1920
Veranita Yosephine Sinaga, Dirut AirAsia Indonesia. Sumber: twitter.com/itb1920

Penunjukkan Veranita tentu bukan tanpa alasan. Karirnya terus menanjak dengan 18 tahun pengalaman dalam industri FMCG. Dedikasinya pun sudah teruji pada perusahaan-perusahaan besar seperti Kraft Heinz Indonesia, Danone Waters Indonesia dan British American Tobacco Indonesia.

Alumni Institut Teknologi Bandung yang satu ini menjadi segelintir wanita yang berhasil menduduki posisi Direktur Utama pada perusahaan sekelas AirAsia Indonesia. Asal keluarganya, tentu saja dari Sinaga!

3. Menjadi Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Adalah Dr. Hadrianus Sinaga, Sp.B. yang menjadi Menteri Kesehatan RI pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II tahun 1956-1957. Ia merupakan seorang dokter spesialis bedah sekaligus salah seorang pendiri Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (FK UKI).

Hadrianus Sinaga tercatat pernah menjadi anggota KNIP Malang pada tahun 1947-1949 dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sementara/DPRS pada tahun 1950-1956 sebagai perwakilan Partai Kristen Indonesia. Beliau juga pernah menjadi PJ Rektor Universitas Kristen Indonesia sekaligus Komisaris Asuransi Bumi Asih Jaya.

Atas jasa dan dedikasinya untuk bangsa, nama Hadrianus Sinaga kini diabadikan sebagai salah satu nama RSUD di Pangururan, Samosir, Sumatera Utara.

4. Meningkatkan efisiensi sepeda listrik

Sepeda listrik (electric bike) merupakan salah satu alternatif transportasi perkotaan yang paling hemat energi. Penghematan ini dapat ditempuh lewat berbagai cara. Di antaranya dengan merancang sistem kontrol Logika Fuzzy sehingga daya tahan baterai dapat lebih panjang.

Uniknya, salah satu perancang sistem kontrol tersebut adalah seorang Sinaga! Tepatnya ialah Maralo Sinaga, yang berasal dari Fakultas Teknik Swiss German University. Bersama Ferdian Adi Pratama dan Prianggada Indra Tanaya, Maralo Sinaga berhasil mengabadikan hasil kerjanya dalam jurnal berjudul Prosiding Seminar Nasional Ritektra yang terbit tahun 2011.

Hasil penelitian mereka menghasilkan rancangan sistem kontrol Logika Fuzzy yang mampu membuat sepeda listrik menempuh jarak 38 km hanya dalam waktu 2 jam 54 menit dan 28 detik. Hasil ini pun menjadi referensi penting untuk meningkatkan efisiensi industri sepeda listrik di Indonesia.

5. Mendorong kemajuan Program Studi Mekatronika

Kebajikan berikutnya masih dari Maralo Sinaga. Dalam publikasi yang terbit pada tahun 2006, Maralo Sinaga bersama Arko Djajadi dkk memaparkan pengalaman, hambatan dan tantangan yang mereka dapati ketika membuka Program Studi Mekatronika di Swiss German University.

Mekatronika secara sederhana merupakan bidang ilmu yang mempelajari ilmu mekanik dan elektronik secara bersamaan. Bidang ilmu ini semakin dibutuhkan dalam era industri 4.0 mengingat banyaknya integrasi komponen listrik pada alat-alat mekanik yang beredar sekarang ini.

Program Studi Mekatronika sendiri memang masih cukup langka di Indonesia. Padahal tak sedikit universitas kelas dunia yang sudah sejak lama membuka program tersebut. Seperti Universiti Teknologi Malaysia, Ho Chi Minh City University of Technology, University of Hull, hingga Manipal Institute of Technology.

Karenanya, lewat tulisan yang dipaparkan pada 2nd National Conference on Electricity and Mechatronics di Bandung itu diharapkan dapat muncul program studi Mekatronika di kampus-kampus lain di Indonesia. Hal ini semata-mata dilakukan untuk membina SDM Indonesia agar lebih siap menghadapi persaingan global di kancah dunia.

6. Mempersembahkan medali perak Sea Games dari cabang sepakbola

Seorang Sinaga juga tercatat pernah mempersembahkan medali perak Sea Games 2011 yang digelar di Indonesia. Nama lengkapnya adalah Ferdinand Alfred Sinaga. Seorang striker yang kini bermain untuk klub PSM Makassar.

Ferdinand Sinaga berkostum PSM Makassar. Sumber: goal.com.
Ferdinand Sinaga berkostum PSM Makassar. Sumber: goal.com.

Ferdinand kala itu baru berumur 17 tahun ketika menjadi bagian dari skuad Garuda U-23 di Sea Games 2011. Ferdinand bahkan sempat mencetak gol pada menit 93' dalam pertandingan final melawan Malaysia. Sayangnya gol tersebut kemudian dianulir wasit setelah Octovianus Maniani dinyatakan terjebak offside.

Gol yang dianulir itu sedikit banyak memengaruhi mental pasukan Garuda. Indonesia pun akhirnya takluk lewat babak adu penalti setelah bermain imbang 1-1 selama 2 x 45 dan 2 x 15 menit. Ferdinand Sinaga menjadi salah satu penendang penalti yang gagal menjalankan tugasnya pada partai final tersebut.

Meskipun begitu, Sea Games yang dihelat di Indonesia itu tetap bersejarah bagi Ferdinand sebab ia berkesempatan mencetak gol perdananya di ajang Sea Games. Hal itu terjadi ketika Indonesia mengalahkan Thailand dengan skor 3-1. Kemenangan yang sekaligus mengantarkan pasukan Garuda ke partai semifinal ini amat penting mengingat Thailand adalah musuh bebuyutan Indonesia sejak lama.

7. Menjadi Dekan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ)

Kebajikan terakhir dari seorang Sinaga yang bisa saya tampilkan lewat tulisan ini ialah menjadi Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Kebajikan ini ditunaikan oleh Dolorosa Sinaga, seorang pematung kelahiran Sibolga, 31 Oktober 1953.

Dolorosa Sinaga merupakan satu dari sedikit pematung Indonesia yang banyak menampilkan pesan-pesan terkait keimanan, solidaritas, multikulturalisme, krisis dan perjuangan wanita. Ia pun sampai mendirikan Somalaing Art Studio di Jakarta Timur sejak tahun 1987 sebagai rumah besar bagi karya-karyanya.

Demikianlah 7 kebajikan yang pernah Sinaga berikan untuk Indonesia. Di luar ketujuh kebajikan ini, tentu masih sangat banyak kebajikan Sinaga yang mungkin tak pernah terekspos media. Karenanya, menjadi tugas kita untuk selalu mengingat kebajikan-kebajikan ini dan menggandeng Sinaga sebagai bagian dari keluarga besar Indonesia.

Akhir kata, mari kembali ke paragraf pertama. Bahwa:

Nila setitik itu memang bisa merusak susu sebelanga. Tapi dalam Bhinneka, kita diajarkan untuk meneguk susu itu bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun