Mohon tunggu...
Arief Widodo
Arief Widodo Mohon Tunggu... profesional -

saya pribadi yang suka kreatifitas,suka tantangan,berani,dan terkadang bekerja dalam tim juga asik walaupun saya lebih suka one man army.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jogja National Museum (JNM) “Sebuah Asa Yang Terpenggal”

22 November 2010   18:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:23 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12904506311896321412

[caption id="attachment_74288" align="alignright" width="360" caption="K.P.H. Wironegoro"][/caption]

Tahun 2010 merupakan ajang tahun kunjungan Museum atau Welcome the year of the Museum Visit 2010, suatu gerakan nasional untuk mensukseskan program museum di hatiku, tentunya di hati masyarakat Indonesia,termasuk wilayah DIY. Beragam acara yang sudah terselenggara oleh Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kota Yogyakarta,mulai dari karnaval,festival seni budaya dan banyak lagi.

Tak kalah menariknya dan menjadi jantung dari tahun kunjungan museum itu sendiri adalah eksistensi museum yang salah satunya berada di territorial kota Yogyakarta.Yang menjadi perhatian kami dalam hal ini adalah keberadaan Jogja National Museum (JNM).

JNM adalah museum seni kontemporer pertama di Indonesia yang berdiri di bawah naungan Yayasan Yogyakarta Seni Nusantara (YSSN), yayasan nirlaba yang bergerak dalam bidang pelestarian dan pengembangan seni budaya.

Nilai Historis

Pada mulanya, bangunan di areal JNM merupakan tempat yang sempat menjadi ruang institusi pendidikan Fine Art berpengaruh di Indonesia dan telah beberapa kali mengalami perubahan.Dimulai dari keberadaan ASRI yang terbentuk pada tgl 15 januari 1950 kemudian berubah menjadi STSRI yang berlabel universitas di tahun 1968.lalu pada 30 mei 1984 barulah lahir sebuah perguruan tinggi negeri yang bernama Institut Seni Indonesia(ISI)yang pada waktu itu memiliki 3 fakultas,fakultas Seni Rupa,Fakultas Seni Pertunjukan,Fakultas Seni Media Rekam.Di era Industri kreatif ISI Yogyakarta menjadi penghasil insan professional di bidang industry kreatif,seniman,desainer grafis,fotografer,artis,pengelola galeri,dan pekerja seni lainnya.

Beberapa dekade selanjutnya,cukup memberikan waktu untuk ISI membenahi diri dan terpadu yang akhirnya memutuskan untuk relokasi di sekitar Jl.Parangtritis Km 6 pada tahun 1998.Dengan pemindahan kampus ISI yang berawal dari daerah gampingan,yang sekarang lebih di kenal dengan jalan Amri Yahya ke daerah Parangtritis,tentunya membuat keadaan gedung eks ISI untuk sepuluh tahun berikutnya,terbengkalai dan tidak terurus,walaupun keberadaannya sudah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi

DIY.Melihat bahwa gedung yang memiliki nilai historis tersebut berada di ambang kehancuran, KPH Wironegoro selaku ketua YYSN merasa berinisiatif untuk melestarikan kompleks bangunan tersebut. Beliau kemudian merenovasi bangunan tersebut menjadi gedung Jogja National Museum (JNM). Tak hanya bangunan yang direnovasi, fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk menunjang pameran pun ditambahkan.

JNM berkomitmen memberikan perhatian besar terhadap pelestarian dan pengembangan seni budaya baik di tingkat lokal maupun nasional. Dalam spesifikasi orientasinya, JNM menaruh minat terhadap alternatif ruang presentasi bagi pencapaian estetika karya seni rupa kontemporer Indonesia. JNM tengah merintis langkah menuju sebuah museum nasional. Maka, sejumlah program dibuat dengan melibatkan kurator, seniman, dan apresiator seni, untuk perlahan-lahan menguatkan keberadaannya sebagai sebuah museum seni.

JNM juga mempromosikan seniman pemula. Untuk mendukung hal tersebut JNM menyediakan fasilitas Galery for Citizens, tempat khusus yang dapat digunakan secara cuma-cuma oleh seniman pemula untuk melakukan pameran. Sedangkan fasilitas lainnya yang ada antara lain gedung utama, Fine Art Museum Gallery, pendopo Ajiyasa, ruang seni situs patung dan kriya.

Tidak hanya digunakan sebagai ruang pameran, berbagai macam kegiatan juga sering dilangsungkan di JNM. Aktivitas tersebut biasanya berbentuk pertunjukan seni, diskusi, seminar, dan lokakarya. Namun, hampir semua aktivitas yang dilangsungkan selalu mengusung isu mengenai perkembangan dunia seni rupa, baik tingkal lokal, nasional, hingga internasional.

RUMAH HIJAU

Sebelum diresmikannya Eks gedung ISI berubah menjadi JNM,pernah sebuah organisasi non pemerintah yang bernama "YAYASAN HIJAU" menempati gedung tersebut.

Yayasan Hijau bergerak di bidang "pendidikan lingkungan". Dan sebelum adanya Yayasan Hijau, memang sudah ada rencana dari KPH Wironegoro sendiri untuk mendirikan JNM.Tidak hanya tinggal secara Cuma-Cuma, Yayasan hijau diperbolehkan memanfaatkan salah satu ruangan di JNM,dengan catatan yayasan hijau bisa bersinergi dengan JNM.aplikasinya,bersatu padu membangun pencitraan dan promosi JNM.Wujud kerja sama lainnya Yayasan Hijau dengan JNM,atau lebih tepatnya dengan pak Wiro,membuat program ekstrakurikuler "green club" yang ada di SD TUMBUH,yang terletak di jln. AM Sangaji.secara kebetulan Bpk. Wiro selaku pemilik dari SD TUMBUH.

turut terlibat dalam pendirian JNM: Timi (seniman),Heri "macan" (seniman),Bpk.Sholeh (eks Sekretaris Dalem Wironegaran).Panji (Rumah hijau). Pembangunannya itupun telah mengantongi ijin dan dukungan dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk merubah dirinya sebagai bakal representasi seni kotaYogyakarta.Sayangnya, saat renovasi mulai berjalan,  terjadi gempa Jogja pada 27 Mei 2006 Renovasi pun terpaksa dihentikan karena pihak yayasan memfokuskan perhatiannya pada segala bentuk penanggulangan bencana. Ketika itu, daerah Gampingan memang menjadi tempat penampungan dan sekolah bagi masyarakat sekitarnya.Kini dalam proses metamorfosisnya, JNM telah melakukan dan merencanakan berbagai progam dan pameran seni bagi para seniman di seputaran Jogja juga luar Jogja. Salah satunya yang berskala cukup akbar adalah pameran seni rupa Biennale yang sempat digelar dalam gedung-gedung bekas kelas ASRI itu.

Program lainnya menggelar diskusi non-formal di Bali.Agenda diskusi ini digelar di "café Panes Art Veranda Jl.Hayam wuruk,Denpasar,Sabtu tanggal 28 Juli 2007 dengan pembicara Bpk. KPH Wironegoro dengan mediator Mikke Susanto.

Sejauh mana berita yang telah masuk tentang JNM ke Bali,selain bertujuan mempromosikan kehadiran JNM,agenda ini juga membicarakan perihal keberadaan dan eksistemsi museum yang ideal.Sekitar 30 orang datang n sebagian dari mereka adalah perupa-perupa muda yang tinggal di sekitar Denpasar.Selain itu,hadir pula "Jean Coteau" (pengamat seni),Warih Wisatsana (penyair),siswa didik,sejumlah perupa.Dalam hal ini,Wironegoro menjadi representasi JNM menjelaskan bahwa JNM sendiri sesungguhnya bukanlah milik mahasiswa ASRI-ISI Yogyakarta,bukan saja milik orang jogja,bukan saja milik orang diJawa,tapi kini menjadi milik Indonesia,sehingga wajar jika diskusi ini dilakukan di bali maupun ditempat lain.Hadirnya JNM di Indonesia setidaknya akan memberi ruang bagi perupa Bali,.JNM setidaknya telah melakukan upaya untuk menetralisir pembatasan pemikiran maupun geografis dalam kancah seni rupa Indonesia.

Harapan yang belum tercapai

Tetap mengejar pada makna harafiah yang sesungguhnya sebagai tempat yang berlabel museum,hal ini juga diakui oleh K.P.H Wironegoro ketika ditemui di ruang cottage JNM disela interview,bahwa diperlukan dukungan banyak pihak serta sokongan dana yang tak terbatas untuk mewujudkan sebuah mimpi/angan untuk memiliki suatu museum yang layak standart Internasional.

"Kami bekerjasama dengan PemProv DIY dengan menggunakan hak pinjam pakai lahan untuk mewujudkan recovery terciptanya JNM ini mas,itupun setelah tempat ini mangkrak 10 tahun tidak ada yang memperhatikan setelah ISI pindah."terang K.P.H Wironegoro.

Ketika disinggung soal isu yang beredar di masyarakat tentang pergeseran nilai fungsi JNM menjadi wadah edukasi beberapa lembaga pendidikan yang berafiliasi ke yayasan Wironegoro,beliau menuturkan,"Masyarakat umum tidak memahami dan mengerti kesulitan kita untuk membuat JNM tetap beroperasi,tentunya biaya operasional juga tidak sedikit,sementara ini di JNM juga terkenal bagi para seniman kalau mau membuat acara datang saja ke JNM karena gratis,walaupun ada beberapa ruang yang sengaja kita sewakan dan hasil sewanya ya untuk menambah menutupi biaya opersional."ucap K.P.H Wironegoro

"Hal yang mendasar adalah kita terikat perjanjian kerjasama yang teramat ketat dengan pemprov,yang salah satu poinnya adalah kita dilarang terlibat dengan pihak ke tiga untuk penggalangan dana sponsorship.jelas ini membuat kita semakin terhimpit dengan kebutuhan operasional yang tidak sedikit,yang mestinya ini juga di akomodir oleh pemerintah setempat.dan kita terpaksa harus putar otak bagaimana caranya menutupi biaya operasional untuk JNM yang seluas 1,3 hektar ini.nah kebetulan seperti ada SD TUMBUH,suatu lembaga pendidikan Inklusi yang sedang mengalami renovasi gedung,akhirnya kita tawarkan untuk memakai/menyewa lahan kita di JNM sementara tempatnya di renovasi,dan keberadaan mereka jelas tidak berkaitan dengan JNM,apalagi menganggu aktifitas JNM,ini kan biar bersinergi ya larinya juga untuk JNM.

Selain SD TUMBUH,yang memakai fasilitas ruang JNM juga ada TK/KB Kreatif KOMIMO asuhan kak Seto yang berada dibawah Yayasan Mentari Indonesia.Juga ada sebuah manajemen pelayanan parkir,yaitu Java Parking.

K.P.H Wironegoro sekali lagi menegaskan,"dulu ketika tempat ini terdiamkan dan tidak terurus kurun 10 thn,keberadaan pemerintah dimana?namun setelah kita mencoba membenahi dan membangunnya kembali dengan konsep Jogja National Museum,pemerintah baru turun tangan alias "cawe-cawe" dan kita di wajibkan memberikan kontribusi ke pemerintah,yang seharusnya pemerintah mendanai atau mensubsidi fasilitas ini untuk rakyat.ini malah terbalik,tapi kita sedang penggodokan ulang system kerjasama antara yayasan kami dengan PemProv,agar win-win solution."K.P.H Wironegoro menegaskan.(aw)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun