Mohon tunggu...
Arief Rahman
Arief Rahman Mohon Tunggu... -

Hanya orang desa yang sehari-hari berprofesi sebagai petani...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keunikan Huruf 'B' dan 'D' dalam Bahasa Bima (Part 1)

26 Juli 2011   04:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda pernah berkunjung ke Bima? Atau mungkin pernah mendengar nama daerah ini? Hmm, yang menjawab belum pernah kedua-duanya, pasti tidak pernah menonton TV atau membaca berita. Oops! Saya tidak bermaksud mengejek anda, karena bagi anda-anda yang melek informasi pasti pernah mendengar nama daerah ini, meskipun belum pernah mengunjunginya.

Yups. Nama daerah ini sedikit populer beberapa pekan terakhir, karena kasus pembunuhan seorang anggota Polisi yang sedang bertugas di salah satu kantor Polsek. Dan disusul kemudian kasus meledaknya sebuah bom di salah satu pondok pesantren di wilayah ini.

Tapi tulisan ini bukan untuk membahas tentang misteri dibalik dua peristiwa yang cukup menghebohkan masyarakat di daerah yang tergolong aman ini. Dalam postingan ini saya ingin mengajak anda untuk sedikit mengenal tentang kebudayaan masyarakat Bima, yaitu tentang bahasa daerahnya. Atau oleh masyarakat Bima disebut dengan "Nggahi Mbojo".

Bahasa Bima atau Nggahi Mbojo adalah bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat di dua wilayah di Pulau Sumbawa, Provinsi NTB, yakni wilayah Bima (Kota dan Kabupaten) dan di Kabupaten Dompu. Dan sebagaimana bahasa daerah lainnya di nusantara, bahasa Bima memiliki keunikan tersendiri dalam beberapa segi. Selain dari segi dialek/aksennya, sisi yang paling menonjol dari keunikan bahasa Bima adalah dalam hal penggunaan tiga huruf yang membangun atau membentuk sebuah kata atau suku kata tertentu dalam beberapa kosa kata bahasa Bima. Tiga huruf tersebut ialah huruf E, B, dan D.

Dalam mengucapkan suatu kata yang berfokal E, lidah orang Bima cenderung lugas/tegas. Sama seperti lidah orang Batak ketika mengucapkan kata berfokal E.

Akan tetapi seiring dengan berkembangnya pergaulan masyarakat Bima dengan masyarakat lain di Indonesia, budaya berkomunikasi orang Bima dalam Bahasa Indonesia (khususnya dalam penggunaan fokal E) sudah cukup adaptatif sebagaimana mestinya. Kecuali penggunaanya dalam bahasa Bima.

Lalu bagaimana dengan penggunaan huruf B dan D yang unik itu?

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun