Mohon tunggu...
Adv. Arief Budiman, S.H.
Adv. Arief Budiman, S.H. Mohon Tunggu... ADVOKAT -

Advokat / http://advokatariefbudiman.blogspot.com /\r\n advokatariefbudiman@gmail.com / \r\n arief_japfa@yaho.co.id / \r\n 081273777977 /\r\n Palembang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup Ini Pilihan

18 Februari 2014   19:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup ini pilihan, Dul. Jadi apa kau saat ini, secara sadar ataupun tidak, adalah merupakan keinginanmu di masa lalu.

Keinginanku? Ah, yang benar saja kau ini. Dari dulu hingga saat ini aku berkeinginan menjadi orang kaya, tapi nyatanya aku masih tetap saja miskin.

Nah... itu, Dul. Itulah masalahnya. Itu namanya keinginanmu secara sadar. Tapi secara tak sadar ternyata kau sama sekali tidak berkeinginan untuk menjadi orang kaya.

Keinginan secara sadar itu bagaikan sebuah dart board. Sebuah papan tembak. Sebuah target. Tapi dalam hidup ini apakah kita hanya cukup memiliki target saja!? Tentu saja tidak, Dul. Kau butuh senapan dan  pelor serta kehandalan dalam membidik targetmu.

Bah..! Omong apa pula kau ini. Bingunglah aku jadinya. Dart borad, senapan, pelor dan kehandalan? Apa itu? Coba kau jelaskan lagi padaku dengan bahasa yang aku mengerti!

Hahaha.... oke...oke, Dul.

Begini, Dul.  Banyak orang yang secara sadar mempunyai target-target dalam hidupnya - contohnya kau. Kau dari dulu mentargetkan untuk menjadi orang kaya - Tapi ternyata sisi-sisi kehidupan yang kau 'ciptakan' sama sekali tak mendukungmu untuk mencapai target itu. Ingat, Dul, Tuhan tidak akan 'merubah' nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang merubahnya.

Ingat, Dul. Kata kuncinya adalah CIPTAKAN dan BERUBAH. CIPTAKAN PERUBAHAN. Kau ingin berubah dari miskin menjadi kaya, yah... ubah doooong. Jangan cuma ingin-ingin tok!

Hei, kutu kerbau! Bagaima pula kau ini!? Sudah jelas-jelas aku ingin berubah dari miskin menjadi kaya. Caranya itu yang bagaimana!?

Hahaha.... jangan sewot gitu dong, Dul.

Yang utama yang harus kau ubah adalah pola pikirmu, Dul. Mindset! Mindset inilah yang merupakan keingin tak sadarmu. Mindsetmu mempengaruhi sikap-tindakmu dalam kehidupan ini. Mindsetmu yang sesengguhnya mensetting segala keinginanmu yang juga sekaligus mewujudkannya.

Aku tak bisa menjadi gurumu untuk merubah mindsetmu. Aku juga masih murid. Ada banyak sekali guru yang baik untuk mengajarkan itu, Dul. Baik yang bersifat praktis maupun teoritis. Kalau kau mau satu perguruan denganku, maka ini adalah guru-guruku: Erbe Sentanu dengan Quantum Ikhlas-nya, Rondha Byrne dengan The Secret-nya, Jaya Setiabudi dengan The Power of Kepet-nya, dan sederet guru-guruku yang lainnya seperti: KH. Abdullah Gymnasiar (Aa' Gym), Safir Senduk, Dale Carnegie, Andre Wongso, Prie GS, Tung Desem Waringin, KH Yusuf Mansyur, Hermawan Kartajaya, Jansen Sinamo, dan guru-guru motivasi lainnya, termasuk para kompasianer. Dan satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah para tentangga kita, baik itu yang miskin maupun yang kaya, yang judes maupun yang ramah, yang pelit maupun yang darmawan, mereka juga adalah guruku.

Hahahah... mau aku satu perguruan denganmu. Tapi kalau aku mau cepat kaya guru yang mana dulu yang harus aku datangi?

Nah... begitu dong, Dul. Jangan cuma bisa sewot.

Yang pertama kau harus berguru pada Sang Maha Guru Safir Senduk. Dia mengajarkan hal-hal praktis. Lalu pada Sang Maha Guru Jaya Setibudi. Dia punya ilmu digjaya untuk kondisimu saat ini. Lalu kau juga wajib belajar pada Sang Maha Guru Erbe Sentanu. Ilmunya saya yakin dapat dengan cepat merubah mindsetmu.

Salam bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun