Kepemimpinan Strategis dan Berpikir Sistem : "Pribadi Efektif", Kunci Sukses Transformasi Diri dan Kepemimpinan di OrganisasiÂ
Allah tidak mengubah Nasib suatu kaum, melainkan jika kaum tersebut mengubah dirinya sendiri (QS Ar Rad : 11). Ayat tersebut mengajarkan kepada kami pentingnya usaha dan proses perubahan menjadi pribadi yang lebik baik. Melalui mata kuliah kepemimpinan strategis dan berpikir sistem di FKM UI dengan dosen pengampu Prof. Dr. Ede Surya Darmawan, SKM.,MDM, kami mendapatkan inspirasi dan didorong untuk memahami konsep kepemimpinan strategis dan berpikir sistem dengan tujuan menjadi Effective People dan Great People.
Terdapat  7 Kebiasaan effective people sesuai dengan buku "The 7 Habits Of Highly Effective People" karya Stephen R Covey yaitu be proactive, begin with the end mind, put the first things first, think win win, seek first to understand than to be understood, synergy, sharpen the saw. Sharpen The Saw (asahlah gergaji) yaitu terus belajar dan meningkatkan kompetensi diri. Sejatinya setiap orang terlahir sebagai khalifah/pemimpin minimal untuk diri sendiri, sehingga belajar dan meningkatkan kompetensi menjadi mutlak bagi kami. Tahapan berikutnya adalah  menjadi great people dengan mengajak orang lain dimulai lingkungan terdekat menjadi pribadi yang efektif. Hal ini relevan dengan salah satu peran saya sebagai Duta BPJS Kesehatan dimana saya memiliki indikator penilaian kinerja Creating Future Leader. Artinya ada kesamaan visi antara mata kuliah kepemimpinan strategis dan berpikir sistem dengan instansi tempat saya mengabdi. Â
Selanjutnya kami belajar terkait Strategic Leadership dan Learning Organization seusai dengan buku The Fifth Disciplines karya Peter M Senge. Terdapat 5 disiplin ilmu yang dapat diimplementasikan untuk mencapai learning organization yaitu Personal Mastery, Mental Model, Shared Vision, Team Learning, dan System Thinking. Kelima disipline ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan, namun menjadi saling berkaitan dan menjadi satu kesatuan. Ditemukan kendala dan tangantan dalam implementasi 5 disiplin ilmu ini, salah satunya adalah I Am My Position yaitu suatu kondisi dalam sebuah organisasi/instansi dimana seseorang hanya fokus pada tugas-tugas harian tanpa mempertimbangkan tujuan lebih besar dari organisasi, maka mereka memiliki sedikit rasa bertanggung jawab atas hasil akhir yang diproduksi saat semua posisi interaksi bersama-sama.
Menjawab tantangan diatas, peran leader atau pimpinan unit kerja menjadi kunci keberhasilan menerapkan disiplin ilmu tersebut. Beberapa gaya kepemimpinan seperti Leadership by influence, Transformational Leadership, Servant Leadership, dan Mentorship Leadership dapat diterapkan sesuai dengan kondisi di organisasi. Artinya gaya kepemimpinan dapat disesuaikan. Â
Selain itu, untuk menjawab tantangan/hambatan di organisasi dapat berpedoman pada Theory Of Constraints yaitu pendekatan yang menekankan pada pentingnya melalui identifikasi kendala sistem atau hambatan utama yang membatasi kinerja sistem secara keseluruhan. (Eliyahu M Goldrat)
Simulasi dilakukan dalam Aircraft Industries dengan hasil sebagai berikut: Â Â
Berdasarkan grafik diatas, tren penjualan dan pendapatan meningkat dengan capaian tertinggi pada Fase 4. Berikut ini penjelasan setiap fase pada implementasi theory of constraints aircraft industries.Â
Fase 1 Â Â : Business As Ussual (BAU)Â dengan hasil yang belum optimal dalam hal penjualan maupun pendapatan bahkan terdapat 1 kelompok dengan nilai minus.
Fase 2 Â Â : Tidak ada bisnis proses yang diubah pada fase 2 ini, namun pemimpin memberikan instruksi agar bekerja lebih cepat. Pada fase ini terjadi peningkatan kecepatan proses produksi sehingga penjualan dan pendapatan meningkat namun belum signifikan.
Fase 3 Â Â : Pada fase ini adanya arahan batas waktu pengerjaan sehingga setiap anggota bisa lebih focus dalam bekerja. Dalam hal ini menjelaskan pentingnya timeline/deadline dalam pengerjaan setiap tugas. Terdapat peningkatan penjualan dan pendapatan pada fase 3 jika dibandingkan fase 1 dan 2.
Fase 4 Â Â : Pada fase ini setiap kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi dan mengimplementasikan TOC untuk melakukan identifikasi hambatan atau kendala sehingga hasil tidak optimal. Setelah teridentifikasi hambatan atau kendala, maka diperoleh area of improvement yang ditindaklanjuti dengan beberapa strategi yaitu adanya perubahan SDM per masing-masing unit kerja produksi dan redistribusi beban kerja sehingga lebih merata satu sama lainnya. Tanpa melakukan intervensi seperti penambahan SDM, terjadi peningkatan penjualan dan pendapatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan fase sebelumnya, bahkan pada fase ini merupakan tingkat penjualan dan pendapatan tertinggi.
Diperoleh pembelajaran bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah instansi mendapatkan profit yang optimal adalah efektivitas dan efisiensi. Dengan implementasi TOC, kita dapat melakukan identifikasi permasalahan mengapa kinerja belum optimal. Apakah ada bisnis proses, SDM, atau hal lain yang menjadi hambatan. Sehingga dengan diketahuinya hambatan, maka dapat dilakukan intervensi berupa perbaikan sistem tanpa adanya penambahan SDM. Untuk mencapai proses perbaikan yang berkelanjutan, maka diperlukan adanya bisnis porses yang baru dan terus dan dilakukan monitoring evaluasi secara berkala.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pribadi efektif merupakan kunci sukses transformasi diri dan kepemimpinan di organisasi dengan mengimplementasikan The 7 Habits Of Highly Effective People, The Fifth Disciplines, dan Theory Of Constraints.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H