Mohon tunggu...
ARIEF SYAMSUDDINMUHAMMAD
ARIEF SYAMSUDDINMUHAMMAD Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Umum dan Penceramah Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hallo saya Guru dan Penceramah Agama di Ponpes Ath-Thohiriyyah Blawirejo Kedungpring Lamongan Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ngaji Bab tentang Perkara yang Membatalkan Wudlu

7 Februari 2024   23:41 Diperbarui: 7 Februari 2024   23:48 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Adapun perkara yang membatalkan wudlu itu ada 5 perkara sebagai berikut: yang pertama ialah sebab adanya sesuatu yang keluar dari salah satu dari dua jalan, yaitu qubul (jalan muka seperti alat kelamin) dan dubur (jalan belakang seperti lobang yang mengeluarkan kotoran waktu buang air besar) dan sesorang itu dalam keadaan masih hidup. Baik yang keluar itu berupa kencing atau yang lainnya seperti darah dan nanah. 

Yang kedua yaitu tidur pada posisi di mana pantat tidak menetap di atas tanah yang dia duduk di atasnya. Atau juga orang yang tidur dalam keadaan berdiri atau posisi terlentang.

Yang ketiga yaitu hilangnya akal maksudnya tidak sadarkan diri sebab mabuk, atau sakit, atau gila, atau sakit ayan atau sebab- sebab yang lain. 

Yang keempat yaitu sentuhannya seseorang laki-laki terhadap orang perempuan lain yang bukan muhrimnya( mertua, yang pernah menyusuinya, dan orang yang senasab dengan nya) walaupun perempuan itu tak bernyawa. Adapun orang laki-laki dan perempuan di sini adalah mereka yang sudah sampai ke batas syahwat secara standar ukuran masyarakat umum. 

Yang kelima yaitu menyentuh alat kelamin manusia dengan bagian dalam nya telapak tangan, baik alat kelaminnya sendiri atau orang lain. Baik dia laki-laki atau perempuan, baik dia anak kecil atau orang dewasa, baik dia bernyawa atau sudah meninggal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun