Mohon tunggu...
Arief Kurniawan
Arief Kurniawan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Menjujung tinggi ke adilan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Larangan Mudik Lebaran

15 Juli 2021   12:54 Diperbarui: 15 Juli 2021   13:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik menjadi salah satu rutinitas masyarakat Indonesia setiap tahunnya. tetapi berbeda dengan tahun ini dan tahun sebelumnya yang adanya peraturan larangan mudik saat lebaran. Hal ini dilakukan karena untuk mencegah penyebaran covid - 19 ini agar tidak meluas dan dapat terhentikan. Larangan mudik sudah tertulis dalam surat edaran kepala satgas penangganan Covid - 19 No. 13 Tahun 2021 tentang peniadaan mudik pada hari raya idul Fitri tahun 1442 Hijriah mulai tanggal 6 Mei Sampai 17 Mei 2020.

Hal itu juga dirasakan supriyono, warga Tangerang Selatan yang biasanya selalu mudik ke rumah orangtuanya di purwokerto tiap Lebaran. Namun seperti di tahun lalu, tahun ini supriyono bersama anak dan istrinya kembali tidak bisa mudik. Meski terasa berat, tapi ia sudah mengantisipasi situasi tersebut. Pria yang biasa disapa yono ini mengaku akan melalukan kegiatan yang tak jauh beda dari tahun lalu.

"Waktu itu, saya dan keluarganya salat Id di rumah saja mas, dan tidak berkeliling ke rumah tetangga.  masih ada tetangga yang datang kerumah saya untuk bermaaf-maafan dan ingin berjabat tangan, tapi saya terpaksa membalasnya dengan menekuk kedua tangan sambil menundukkan kepala". Ungkap supriyono

Dan Yang hilang, paling dirasakan dalam keluarganya adalah tradisi berkumpul keluarga besar. Biasanya berkumpul di rumah orang tua saya di purwokerto,dan lebaran kali ini saya  hanya berkumpul secara virtual. Kita cuma kumpul pakai panggilan video, lewat aplikasi aja karena nggak bisa kumpul keluarga besar. Biasanya sekali kumpul bisa sampai 20 kepala keluarga, belum anak-anak kecil," ucapnya lebih lanjut, minggu 23 may 2021.

supriyono menambahkan, yang paling dirindukan adalah kemeriahan dan keceriaan keluarga besar, ada banyak tawa, kadang dibalut dengan tangisan karena berebut jajanan atau mainan. Meski ada yang berubah, Rohman mengatakan, masih ada tradisi yang tak hilang. Misalnya, makan makanan khas Lebaran yaitu ketupat, opor ayam dan rendang daging.

"Kita nikmati saja tradisi Lebaran yang masih bisa kita jalanin kayak makan ketupat dan saling bermaafan. Tapi kita berharap pandemi ini cepat berlalu dan di tahun depan sudah bisa mudik lagi. Kalau ke purwokerto  bisa kapan saja, setelah lebaran nanti juga bisa, tapi kan suasananya beda kalo merayakan lebaran di kampung," tuturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun