Salah satu hobi waktu saya kecil adalah bermain sepeda. Saya sudah bisa mengendarai sepeda sejak kelas dua sekolah dasar. Dahulu setiap sore saya dan teman-teman sangat sering bersepeda di lingkungan tempat tinggal kami.
Beberapa waktu yang lalu saya diajak oleh teman saya bersepeda. Kebetulan di kampus kami, ada fasilitas baru yaitu penyewaan sepeda. Saya sangat antusias menerima ajakan teman saya ini, maklum semenjak dewasa saya sangat jarak sekali bersepada, bahkan boleh dikatakan tidak pernah lagi menyentuh salah satu alat transportasi yang bernama sepeda ini hehehe. Ya hitung-hitung nostalgia mengingat waktu kecil dulu lah hehe.
Jumat sore (23/1), saya dan teman-teman (D, R, dan A) langsung menuju tempat penyewaan rental sepeda yang ada di kampus kami. Biaya sewa per jam nya terhitung sangat murah, hanya lima rupiah saja per jam nya. Setelah mengisi formulir registrasi, kami dipersilahkan oleh operator untuk memilih sepeda yang kita inginkan. Ada dua jenis tipe sepeda yang disewakan di sini, yaitu sepeda gunung (MTB) dan jenis sepeda lipat. Saya memilih sepeda jenis MTB berwarna puith. Kemudian operator menjelaskan tentang cara mengoperasikan gigi persneling dan mekanisme rem yang dimiliki sepeda dengan seksama. Wah sepeda jaman sekarang ribet juga ya, perasaan waktu masih kecil, sepeda tinggal langsung dikayuh saya dan langsung jalan hehehehe.
Setelah memahami mekanisme sepeda MTB ini, kita langsung jalan. Rencana ingin menjajal kekuatan sepeda ini ke Bumi Perkemahan Kiara Payung yang berada di sini utara kampus kami, rute yang kami pilih adalah kampus - Kiara Payung - Â kampus. Sebelum jalan, kami mampir dulu ke warung kecil untuk membeli air sebagai bekal petualangan sore ini. Jarak tempuh antara kampus dan bumi perkemahan tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar 5 km saja.
[caption id="attachment_318591" align="aligncenter" width="300" caption="persiapan"]
Baru keluar dari gerbang kampus. Salah teman saya (R) sudah bilang nggak sanggup, "mending kita maen sepeda nya muter-muter di dalam kampus saja" kata nya. Ternyata teman saya ini belum memahami fungsi gigi persneling yang ada di sepeda. Salah teman satu saya lainnya (D) mengajarkan cara pengoperasian gigi sepeda ini, "kalo tanjakan set gigi rendah, kalo datar set gigi tinggi, jangan kebalik, dengkul lo bisa meledak kalo setting nya kebalik" kata nya. Kami tertawa riang karena mendengar perkataan lucu ini. "ayo lanjut lagi" kata temen saya yang diledek tadi.
[caption id="attachment_318592" align="aligncenter" width="300" caption="nggak sanggup hehe"]
Medan yang kami susuri berupa jalan beraspal yang cukup baik. Yang bikin "asik" bagi pesepeda newbie alias gadungan sepeti kami-kami ini tuh medan nya, medan nya hampir seluruhnya nanjak terus menuju Kiara Payung. Ada sih jalan datarnya tapi tidak terlalu banyak hehehe. Beberapa kali kami beristirahat di pinggir jalan karena sudah nggak kuat mengayur sepeda. Bahkan teman saya yang tidak mengerti mengoperasikan gigi perseneling tadi (R), beberapa kali turun dari sepeda dan mendorong sepeda nya hehehe, "capek, kaki nyeri" kata nya. Walau pun capek, tetep diasikin aja dan diketawain aja, pasti nyampe juga nanti, asal sepeda nya dikayuh terus hehehehe. Untungnya pemandangan yang cukup memanjakan mata dan udara sejuk menemani perjalanan kami.
[caption id="attachment_318594" align="aligncenter" width="300" caption="trek dg latar Gn Manglayang"]
Mendekati bumi perkemahan, kita istirahat dulu di warung kecil yang ada di pinggir jalan. Sambil beristirahat dan memulihkan tenaga, kami memakan gorengan dan kue ringan yang disediakan warung kecil ini. "Satu tanjakan lagi kita sampe Kiara Payung nih" kata D, "bener satu tanjakan lagi" tanya R, "iya bener, ngapain gua bohong" jawab D.
[caption id="attachment_318597" align="aligncenter" width="300" caption="ngadem"]
Akhirnya setelah kurang lebih mengayuh sepeda selama satu jam dari kampus di bawah, kami sampai di gerbang bumi perkemahan Kiara Payung, hore hore nyampe juga akhirnya. Memasuki gerbang, ternyata yang jaga loket  tidak ada, dengan sangat terpaksa kami masuk dengan free of charge, hehehe padahal seneng masuk gratis. Kami memilih ngadem di bawah tugu yang berbentuk tunas kelapa, saya nggak tahu nama tugu ini, mirip lambang Pramuka waktu saya sekolah dulu.
[caption id="attachment_318598" align="aligncenter" width="300" caption="gerbang Kiara Payung"]
Bumi perkemahan Kiara Payung adalah bumi perkemahan yang terletak di daerah Jatinangor Kab Sumedang Prov Jawa Barat. Kalau tidak salah, tempat ini pernah dijadikan lokasi jambore nasional pada tahun 2006. Tempat ini berdekatan dengan lokasi Gunung Manglayang. Gunung  ini menjadi ikon kawasan pendidikan Jatinganor Sumedang Jabar.
Puas bersantai di bawah tugu, hari mulai gelap, sekarang waktu nya untuk pulang. Kalau tadi jalan pergi nya "bersakit-sakit" dahulu, jalan pulang adalah waktu nya untuk bersenang-senang hehehe. Waktu pulang medan berubah jadi turunan. "Wuih coba jalan nya kayak gini dari tadi, gua pengen lagi" kata R, "ayo, tapi pergi nya sepeda naikin ke pick up dulu hehehe" jawab saya. Kalo waktu pergi butuh satu jam untuk sampai, pulangnya hanya perlu waktu kurang dari lima belas menit saja untuk sampai di tempat awal. Sepeda nggak perlu dikayuh lagi, jalan sendiri karena medan jalan menurun hehehe. Sepeda teman saya (R) berada di paling depan barisan, bertolak belakang ketika pergi tadi, doi selalu ada di barisan belakang hehehehe.
Menembus remang-remang cahaya yang mulai gelap dan cuaca beranjak dingin sungguh suatu pengalaman yang mengasyikan. Bersepada sore ini cukup mengingatkan saya kembali tentang asyiknya bersepeda di kala kecil dulu. Nostalgia yang sempurna hehehehe.
Sekian semoga bermanfaat.
@anam_ari
Artikel terkait :
1. Camping Ceria di kaki Gn Manglayang
3. Hutan Pinus Batu Kuda Gn Manglayang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H