Beberapa waktu yang lalu saya diajak oleh teman saya berwisata ke kota tua Jakarta (Old Batavia). Sebenarnya teman yang mengajak saya ini sudah pernah ke daerah Kota Tua untuk keperluan wawancara kerja seminggu sebelumnya, namun karena jadwal yang cukup padat, ia tidak sempat berkeliling di Kota Tua. Jadilah teman saya ini mengajak saya untuk kembali mengeksplor lebih jauh  kota tua Jakarta.
Sabtu pagi, kita berdua sudah berada di halte Cempaka Tengah bus Transjakarta. Bagi wisatawan berkantong cekak seperti kami hehehe, bus TransJakarta a.k.a busway adalah pilihan moda transportasi terbaik untuk mencapai kota tua Jakarta. Bagi penduduk non Jakarta seperti saya, untuk mencapai kota tua Jakarta yang jarak nya lumayan jauh dari tempat tinggal teman saya, harga tiket 3500 rupiah bisa dibilang sangat terjangkau, terima kasih bus TransJakarta!!. Dari halte Cempaka Tengah, kami transit terlebih dahulu ke halte Harmoni Central. Kemudian dari halte Harmoni Central, kami ganti bus lagi menuju halte terakhir terdekat ke kota tua yang bernama halte .........., ah saya lupa nama halte nya apa hehehe.
Setelah menempuh perjalanan yang nyaman dengan bus Trans Jakarta, enam puluh menit kemudian kami tiba di kawasan kota tua Jakarta. Tiba di kawsan tota tua Jakarta, aura kolonial Belanda begitu terasa. Dari halte terakhir, mulai lah kami menyusuri trotoar-trotoar yang ada, trotoarnya cukup nyaman untuk dilewati.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah museum Bank Mandiri. Masuk ke dalam museum ini free of charge alias gratis alias tidak dipungut biaya apapun hehehe. Dari nama nya saja sudah bisa ditebak, museum ini dikelola oleh Bank Mandiri. Museum ini banyak menyimpan koleksi lengkap benda-benda kuno alat opersional bank seperti mesin hitung, server, komputer, mesin print, dan lain-lain. Saya sangat tertarik dengan koleksi mesin tik dari masa ke masa, sangat lengkap koleksi nya. Baru kali ini juga, saya melihat CPU jadul yang ukurannya cukup besar, cukup surprise.
[caption id="attachment_320076" align="aligncenter" width="640" caption="mesin tik dari masa ke masa"][/caption] [caption id="attachment_320079" align="aligncenter" width="300" caption="CPU jadul"]
Puas mengelilingi musem Bank Mandiri, kami "loncat" ke gedung yang ada di sebelah museum ini, ya kami mengunjungi museum Bank Indonesia. Kesan pertama memasuki halaman gedung museum ini, sangat bersih dan rapi. Museum Bank Indonesia berada di lantai 2 di gedung yang berarsitekstur Belanda ini. Sebelum memasuki museum, kita diharuskan mengisi daftar hadir dan mengambil tiket terlebih dahulu, lagi-lagi tiketnya gratis hehehe. Yang bikin asik nongkrong di museum ini nih, museum nya full ac, sangat sejuk, dan bikin betah. Museum ini menjabarkan kondisi perekonomian Indonesia dan peranan yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengatur perekonomian negara dari masa ke masa, keadaan ekonomi Indonesia dijelaskan secara menarik dan detail, sayang saya tidak mengerti 100 % Â karena bukan anak ekonomi hehehe. Bagi yang tertarik dengan masalah ekonomi tempat ini adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Satu lagi kekaguman saya terhadap museum Bank Indonesia, museum ini dikelola dengan professional dan moderen oleh pengelola nya, faktor kenyamanan yang baik dan display-display yang ditampilkan sangat menarik. Menurut saya, sudah seharus nya museum-museum lain dikelola secara moderen seperti Museum Bank Indonesia. Museum Bank Indonesia tempat yang must visit kalo ke kota tua Jakarta. Salut untuk pengelola!!!.
[caption id="attachment_320080" align="aligncenter" width="300" caption="mesum BI"]
Kami kembali menyusuri trotoar yang ada di kota tua, tujuan selanjutnya adalah meseum Fatahillah. Boleh dibilang museum ini adalah ikon nya kota tua Jakarta, belum lengkap rasa nya kalo ke kota tua Jakarta belum berfoto-foto di depan museum Fatahillah hehehe. Sudah bisa ditebak, karena menjadi iko Kota Tua, kawasan sekitar museum Fatahillah menjadi tempat yang paling banyak didatangi oleh pengunjung, cukup ramai saat itu.
[caption id="attachment_320087" align="aligncenter" width="640" caption="museum Fatahillah"]
Puas mengelilingi museum Fatahillah, perut mulai merasa lapar hehehe, cari-cari tempat makan yang pas, pilihan jatuh ke Stasiun Jakarta Kota. Ternyata bangunan stasiun kota ini juga menarik, arsitektur nya juga kental dengan pengaruh kolonial Belanda. Beres makan, saatnya untuk pulang, menjelajahi kota Tua Jakarta tidak cukup setengah hari, mungkin butuh sehari penuh bahkan lebih. Suatu saat saya akan kembali ke sini, see you kota tua!!!. Kota tua Jakarta tempat yang menarik untuk dikunjung, terutama bagi penggemar sejarah dan bangunan-bangunan kuno, must visit!!
[caption id="attachment_320094" align="aligncenter" width="300" caption="stasiun Jakarta kota"]
[caption id="attachment_320096" align="aligncenter" width="300" caption="stasiun Jakarta kota"]
Sekian semoga bermanfaat.
@anam_ari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H