Mohon tunggu...
Anam Ari Akbar
Anam Ari Akbar Mohon Tunggu... lainnya -

nyoba-nyoba nulis, semoga bermanfaat,\r\n\r\ntwitter: @anam_ari , instagram: anam_ari

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Trekking Ceria Ke Curug Cimahi Dan Curug Tilu Leuwi Opat

10 November 2012   05:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:40 5992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kira-kira sekitar dua bulan yang lalu, saya dan teman-teman melakukan trekking ceria (jalan kaki) ke curug-curug daerah sekitar Kota Cimahi Jabar. Sebelum trekking dilakukan, kami membuat sedikit research kecil-kecilan untuk mengumpulkan informasi melalui internet tentang curug-curug yang akan dikunjungi nantinya. Akhirnya kami sepakat untuk mengunjungi Curug Cimahi,Curug Leuwi Opat, dan Curug Brubug. Ketiga curug ini lokasinya seumuanya terletak di daerah sekitar Cimahi dan lokasi setiap curug relatif saling berdekatan satu sama lainnya.

Di suatu Sabtu pagi yang cerah hehehehe,trekking pun siap dilakukan. Sebelum trekking dimulai, terlebih dahulu kami menyempatkan diri untuk sarapan pagi untuk sekedar mengisi tenaga. Sebagai tujuan pertama, kami ingin mengunjungi Curug Cimahi. Untuk mencapai Curug Cimahi yang berada di daerah Parongpong dapat dicapai dari dua arah, yaitu arah Cimahi atau pun arah Lembang. Karena tempat tinggal kami berada lebih dekat menuju Cimahi, kami memilih untuk menuju Kota Cimahi terlebih dahulu.

Kami menumpang bus explore jurusan Jatinangor-Cimahi menuju Kota Cimahi. Sopir bus memacu mobilnya dengan kecepatan sedang masuk melalui pintu tol gerbang Cileunyi, membelah jalan tol Purbaleunyi, dan keluar melalui pintu tol Baros Cimahi. Satu jam kemudian bus yang kami tumpangi tiba di Kota Cimahi. Kami turun di pool pemberentian terakhir bus, yaitu di depan Mall Cimahi.

Perjalanan menuju Curug Cimahi dilanjutkan dengan menumpang angkot jurusan Cimahi-Parongpong, angkotnya berwarna ungu. Dari depan Mall Cimahi,kami harus berjalan kaki sedikit sekitar 200 meter untuk menemukan jalan yang dilalui angot Parongpong. Angkot yang kami tumpangi menyusuri jalan-jalan Kota Cimahi, lalu masuk ke jalan Cihanjuang, dan terus bergerak ke atas menuju daerah Paronggpong. Perjalanan terasa tidak membosankan karena kami disuguhi pemandangan indah kebun-kebun warga yang berada di sepanjang jalan Cihanjuang. Kebanyakan kebun-kebun di sini ditanami berbagai macam jenis sayuran dan bunga oleh warga.

Sekitar 45 menit kemudian, kami tiba di pertigaaan Universitas Advent Indonesia. Itu artinya kami sudah sampai di daerah Parongpong. Kalau kita ambil arah kanan akan menuju ke terminal Parongpong dan ke arah Lembang. Sedangkan jika kita ambil arah kiri, kita akan menuju ke terminal Cisarua. Untuk mencapai Curug Cimahi, kami turun di pertigaan ini. Dari pertigaan ini, sebenarnya ada angkot langsung yang beroperasi menuju ke Curug Cimahi, angkotnya berwarna kuning. Jarak dari pertigaan ini menuju Curug Cimahi jaraknya tidak begitu jauh, jaraknya hanya sekitar kurang lebih 1 km.

Karena niat awalnya adalah trekking, kami memilih untuk berjalan kaki saja dan tidak menumpang angkot. Kami berjalan kaki menyusuri jalan yang berada di depan Universitas Advent Indonesia. Suasana pedesaan dan udara segar menemani perjalanan menuju Curug Cimahi. Baru berjalan sekitar 500 m, sudah terlihat plang papan nama Curug Cimahi yang menempel di dinding tebing dari kejauhan. Kami pun semakin mempercepat langkah kaki, lima belas menit kemudian kami tiba di gerbang Curug Cimahi. Pintu gerbang Curug Cimahi lokasinya persis berada di pinggir jalan yang kami lewati tadi dan berada di sebelah terminal Cisarua. Di dalam terminal, terlihat banyak angkot kuning jurusan Cisarua-Lembang yang sedang ngetem menunggu penumpang.

[caption id="attachment_222297" align="aligncenter" width="405" caption="ki-ka: pintu gerbang, terminal cisarua"][/caption]

Sebelum masuk ke dalam kawasan wisata Curug Cimahi, terlebih dahulu kami harus membayar tiket sebesar sepuluh ribu rupiah saja per orang. Di depan loket pembelian tiket,ada beberapa pengumuman penting yang kira-kira isinya begini: jarak tempuh menuju curug kurang lebih 450 m, jumlah anak tangga yang harus dilalui sebanyak 587 anak tangga, dan bagi pengunjung yang mengidap penyakit khusus dimohon untuk tidak memaksakan diri. Melihat pengumuman ini membuat saya agak merasa sedikit ragu untuk turun namun tidak mengurangi niat saya untuk menuju curug hehehehe. Bukan masalah bagi saya untuk menuruni tangga, namun yang jadi masalah adalah menaiki tangga kembali menuju atas. Jangan-jangan bisa turun, malah nggak bisa naik lagi nanti hehehehehe.

[caption id="attachment_222298" align="aligncenter" width="405" caption="akses menuju dasar curug"]

1352485891498464416
1352485891498464416
[/caption]

Setelah tiket masuk disobek oleh penjaga, kami mulai berjalan menuruni jalan setapak yang teridiri dari anak-anak tangga terbuat dari batu. Di sepanjang jalan menuju curug terdapat beberapa kursi-kursi panjang dan gazebo kecil untuk tempat beristirahat bagi para pengunjung. Tak lama berjalan menuruni anak tangga, sudah terlihat bagian atas curug dari kejauhan, terlihat aliran air yang cukup deras jatuh menuju dasar curug. Kalau dilihat dari sini, sumber air bersumber dari sungai dari di bawah jalan raya yang kami lewati tadi. Sebelumnya kami melewati sebuah jembatan yang di bawahnya terdapat sungai ini ketika kami berjalan kaki dari pertigaan Universitas Advent menuju gerbang curung. Belakangan saya tahu sungai ini bernama sungai Cimahi, jika di telurusuri semakin ke atas sungi ini bersumber dari mata air gunung Tangkupan Perahu di Lembang. Mungkin karena inilah curug ini dinamakan Curug Cimahi, curug berarti air terjun dalam bahasa Sunda, dan Cimahi karena sumber airnya bersumber dari sungai Cimahi. Namun dari titik ini, kami masih belum bisa melihat dasar curug. Menurut infomasi tinggi curug ini sekitar 85 meter dan kabarnya merupakan curug yang tertinggi yang ada di Jawa Barat.

Berjalan menuruni anak tangga menuju dasar curug tidak terlalu menguras tenaga. Anak-anak tangga dinaungi oleh pohon-pohon dari hutan yang masih alami dan terjaga membuat cuaca terasa sejuk. Di tengah perjalanan, kami beruntung bisa bertemu dengan sekumpulan monyet  yang bergelantungan di pohon-pohon hutan. Monyet-monyet ini adalah monyet yang dibiarkan hidup liar di sekitar hutan. Sedikit tips, kita harus ekstra hati-hati ketika ingin berinteraksi dengan monyet-monyet ini, bisa-bisa kalau kita lengah barang bawaan kita bisa lenyap dibawa kabur oleh monyet-monyet liar ini hehehehe. Ini tips bukan sembarang tips, sudah terjadi dengan teman saya sendiri hehehehe, ketika teman mengambil foto sang monyet, rupanya sangat monyet agak sedikit terusik dengan kehadiran kami, beruntung barang bawaan kami tidak berhasil dicuri oleh sang monyet hehehehe.

[caption id="attachment_222299" align="aligncenter" width="405" caption="monyet liar"]

13524859441619255997
13524859441619255997
[/caption]

Akhirnya setelah kira-kira berjalan menuruni anak-anak tangga selama 20 menit, kami berhasil menginjak anak tangga yang 587, itu artinya kami sudah tiba di dasar curug hehehehe. Pemandangan dari sini benar-benar indah menurut saya, dari titik ini saya sudah bisa melihat seluruh bagian curug mulai dari atas hingga dasar curug yang berupa kolam yang cukup besar. Walaupun debit air tidak terlalu besar atau deras, namun tidak mengurangi keindahan curug ini. Banyak pengunjung yang bermain air di pinggiran kolam di dasar curug, ada juga pengunjung yang duduk santai di gazebo dan kursi yang disediakan oleh pengelola sambil beristirahat dan menyantap makanan kecil hehehehehe. Pancuran dan gemercik air,hijaunya pohon, kerasnya dinding tebing merupakan suatu kombinasi yang sangat spektakuler dari Sang Pencipta untuk umat-Nya hehehehe. Di sekitar curug juga ada fasilitas lainya seperti warung yang menjual makanan kecil, toilet, dan mushola yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola curug. Cukup salut untuk kesiapan pihak ke pengelola dalam memanage tempat ini.

[caption id="attachment_222300" align="aligncenter" width="498" caption="curug cimahi 1"]

1352485993444060986
1352485993444060986
[/caption] [caption id="attachment_222301" align="aligncenter" width="543" caption="dasar curug"]
13524860271136589215
13524860271136589215
[/caption] [caption id="attachment_222302" align="aligncenter" width="490" caption="curug cimahi 2"]
13524860641317187432
13524860641317187432
[/caption] Puas menikmati keindahan curug dan bersantai ria di dasar curug, kami putuskan untuk kembali ke atas dan melanjutkan trekking ke curug berikutnya. Ketakutan saya akhirnya terjadi, baru berjalan sebentar menaiki anak tangga, keringat mulai bercucuran dan dengan dengkul mulai terasa gemetaran hehehehe. Untuk mencapai gerbang curug yang berada di atas, terpaksa saya harus beristirahat beberapa kali sebelum sampai di atas. Kalau untuk turun menuju dasar anak tangga hanya butuh waktu sekitar 20 menit saja, maka untuk kembali ke atas dibutuhkan waktu hampir selama 45 menit karena banyakan istirahatnya daripada jalannya hehehehe. Akhirnya dengan sedikit perjuangan hehehehe, kami sampai di pintu gerbang curug. Sebelum melanjutkan trekking kami beristirahat sebentar memulihakan tenaga di kursi panjang yang ada di depan gebang penjualan tiket tadi, hehehehe mantap.

Akhirnya dengan sedikit perjuangan hehehehe, kami sampai di pintu gerbang curug. Sebelum melanjutkan trekking kami beristirahat sebentar memulihakan tenaga di kursi panjang yang ada di depan gebang penjualan tiket tadi, hehehehe mantap.

Setelah tenaga kembali terkumpul, kami melanjutkan trekking menuju Curug Tilu Leuwi Opat, the next target hehehehe.Sebelumnya kami sempat bertanya-tanya kepada petugas penjaga loket di Curug Cimahi. Katanya jarak menuju Curug Tilu dari sini kira-kira sejauh 3 km, beuh lumayan juga ya hehehehe. Karena niat awalnya emang trekking, kami lanjut jalan kaki kembali. Dari gerbang Curug Cimahi kami berjalan kaki melewatijalan raya yang kaki susuri tadi menuju arah Universitas Advent Indonesia kembali. Untuk bagian ini bukan masalah untuk berlajan kaki karena jalannya terus menurun hehehehe. Nggak lama berjalan, kami sampai di sebuah jembatan, nah di seberang jembatan, ada jalanke atas menuju kawasan CIC (Ciwangun Indah Camp) yang bisa dilalui kendaran bermotor, nah jalan inilah akses jalan curug Tilu Leuwi Opat.

Saya sempat bertanya kepada seorang Bapak penjaga jalan di sini tentang keberadaan Curug Tilu. “Kirang langkung 1,5 km, paling 20 menit jalan kaki dari sini” katanya dalam bahasa Sunda. Mendegar penjelasan Bapak ini saya sumringah, hanya 1,5 km untuk ke curug,berarti Bapak yang di Curug Cimahi tadi salah prediksihehehehehe. Setelah berpamitan, kami langsung menyusuri jalan aspal berbatu menuju ke atas. Tanjakan yang lumayan yahud menjadi “menu” pembuka menuju curug Tilu hehehehe. Di sisi kiri-kanan jalan banyak terdapat rumah warga dan kebun-kebun bunga. Bunga-bunga di tanam di dalam ruangan sejenis rumah kaca. Kelihatannya bunga-bunga ini menjadi komoditas pertanian unggulan di daerah ini.

Lima belas menit kemudian kami sampai di gerbang pintu masuk Curug Tilu Leuwi Opat. Sambil membeli tiket seharga 6 ribu rupiah per orang, saya bertanya lagi jarak Curug Tilu dari sini, “dari sini sekitar 1,5 km lagi untuk ke curug” kata petugas loket. Beuh ternyata benar apa kata Bapak yang di Curug Cimahi tadi,jaraknya sekitar 3 km, Bapak penjaga jalan tadi juga benar, 1,5 km hanya sampai gerbang curugnya bukan sampai di curugnya hehehehe. Di dalam kawasan wisata ini tidak hanya mengandalkan wisata curug sebagai objek wisata, permainan yang “berbau” alam juga disediakan di sini seperti bermain rakit, fly fox, shaking brigde, dan lain-lain juga tersedia di sini. Ketika itu banyak perkumpulan orang yang melakukan gathering dan anak sekolah yang sedang melaksanakan kegiatan ospek bermain di kawasan ini.

[caption id="attachment_222306" align="aligncenter" width="405" caption="pintu gerbang curug tilu"]

1352492539876225577
1352492539876225577
[/caption] [caption id="attachment_222307" align="aligncenter" width="350" caption="permainan outbound"]
13524925761708561278
13524925761708561278
[/caption]

Kami berjalan kaki melewati jalan tanah setapak menuju Curug Tilu dengan mengikuti papan penunjuk arah yang terpasang di dalam kawasan wisata ini. Berbeda dengan akses jalan menuju Curug Cimahi yang cenderung berkontur ekstrim, medan jalan menuju Curug Tilu relatif datar namun bukan berarti mudah untuk dilalui. Semakin jauh dari gerbang pintu masuk, jalan semakin menyempit dan medan semakin menantang dan pastinya harus ekstra hati-hati. Kemudian trekking dilanjutkan memasuki hutan yang masih alami, di sisi jalan setapak terdapat sungai-sungai kecil mengalir dari arah atas. Karena sepertinya kemarin malam turun hujan, jalan yang kami lewati jadi becek dan licin, apalagi ditambah dengan saya yang hanya memakai sandal jepit sehingga agak sedikit menghambat langkah kaki hehehehe. Di sepanjang jalan setapak menuju lokasi curug, kami melewati beberapa jembatan sederhana yang hanya terbuat dari bambu. Kami sangat berhati-hati menyebrang melewati jembatan karena jembatan terkena sisa air hujan kemarin sehingga cukup licin, lengah sedikit bisa kepeleset hehehehe.

[caption id="attachment_222308" align="aligncenter" width="350" caption="jalur trekking"]

13524926201854175320
13524926201854175320
[/caption] [caption id="attachment_222310" align="aligncenter" width="350" caption="jembatan-jembatan bambu"]
1352492684232447329
1352492684232447329
[/caption]

Akhirnya kami bisa melihatCurug Tilu dari kejauhan setelah berjalan kaki hampir 40 menit lamanya. Untuk mencapai Curug Tilu kami harus menyebrang melewati jembatan bambu yang terakhir. Tiba di curug, sudah banyak pengunjung yang kebanyakan anak-anak sekolah sedang melaksanakan ospek di tempat ini. Di sini juga terdapat warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman ringan. Curug ini memiliki ketinggian yang tidak terlalu tinggi, namun debit airnya sang besar. Karena pancuran air yang cukup deras di curug ini, pengunjung dilarang mendekati apalagi berenang di dekat pancuran curug karena bisa membahayakan jiwa pengunjung. Ada batas aman berupa tali yang dipasang pengelola bagi pengunjung yang air di curug ini. Pengumuman dilarang berenang pun tempampang dengan jelas di depan curug ini. Air di curug ini masih bersumber dari sumber Curug Cimahi yaitu sumber air Gunung Tangkupan Perahu. Pemandangan di curug ini cukup menarik dan cukup indah, dan yang paling asik di sini adalah airnya, airnya sangat-sangat dingin. Jadi setelah mandi keringat berjalan menuju curug ini, kemudian mencuci muka dengan air curug, rasa-rasanya seperti berada di surga hehehehe.

[caption id="attachment_222311" align="aligncenter" width="477" caption="curug tilu"]

13524927191222974800
13524927191222974800
[/caption] [caption id="attachment_222312" align="aligncenter" width="477" caption="tali batas aman untuk pengunjung"]
1352492750278733563
1352492750278733563
[/caption] [caption id="attachment_222313" align="aligncenter" width="477" caption="pengunjung bermain air"]
1352492786241771711
1352492786241771711
[/caption] [caption id="attachment_222314" align="aligncenter" width="385" caption="curug tilu 2"]
13524928171205732464
13524928171205732464
[/caption]

Kami cukup lama berada di curug ini, sambil menikamati pemandangan, kami memakan makanan yang dijual di warung di pinggir curug. Setelah tenaga terisi kembali, kami memutuskan untuk pulang meninggalkan curung ini. Masih menggunakan jalan yang sama tiga puluh menit kemudian kami tiba di depan gerbang pintu masuk Curug Tilu. Sebenarnya masih ada satu curug lagi yang ingin kami lihat, Curug Brugbrug. Namun apa daya hehehehe, karena sudah kehabisan tenaga dan malas untuk berjalan kaki lagi, kami putuskan untuk melewatkan Curug Brugbug. Mungkin next time kami akan trekking lagi ke Curug Brugbrug. Akhirnya trekking cerianya berakhir dengan sukses dan kami kembali ke rumah dengan selamat hehehehe.

Sekian semoga bermanfaat, Wass

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun