[caption id="attachment_222299" align="aligncenter" width="405" caption="monyet liar"]
Akhirnya setelah kira-kira berjalan menuruni anak-anak tangga selama 20 menit, kami berhasil menginjak anak tangga yang 587, itu artinya kami sudah tiba di dasar curug hehehehe. Pemandangan dari sini benar-benar indah menurut saya, dari titik ini saya sudah bisa melihat seluruh bagian curug mulai dari atas hingga dasar curug yang berupa kolam yang cukup besar. Walaupun debit air tidak terlalu besar atau deras, namun tidak mengurangi keindahan curug ini. Banyak pengunjung yang bermain air di pinggiran kolam di dasar curug, ada juga pengunjung yang duduk santai di gazebo dan kursi yang disediakan oleh pengelola sambil beristirahat dan menyantap makanan kecil hehehehehe. Pancuran dan gemercik air,hijaunya pohon, kerasnya dinding tebing merupakan suatu kombinasi yang sangat spektakuler dari Sang Pencipta untuk umat-Nya hehehehe. Di sekitar curug juga ada fasilitas lainya seperti warung yang menjual makanan kecil, toilet, dan mushola yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola curug. Cukup salut untuk kesiapan pihak ke pengelola dalam memanage tempat ini.
[caption id="attachment_222300" align="aligncenter" width="498" caption="curug cimahi 1"]
Akhirnya dengan sedikit perjuangan hehehehe, kami sampai di pintu gerbang curug. Sebelum melanjutkan trekking kami beristirahat sebentar memulihakan tenaga di kursi panjang yang ada di depan gebang penjualan tiket tadi, hehehehe mantap.
Setelah tenaga kembali terkumpul, kami melanjutkan trekking menuju Curug Tilu Leuwi Opat, the next target hehehehe.Sebelumnya kami sempat bertanya-tanya kepada petugas penjaga loket di Curug Cimahi. Katanya jarak menuju Curug Tilu dari sini kira-kira sejauh 3 km, beuh lumayan juga ya hehehehe. Karena niat awalnya emang trekking, kami lanjut jalan kaki kembali. Dari gerbang Curug Cimahi kami berjalan kaki melewatijalan raya yang kaki susuri tadi menuju arah Universitas Advent Indonesia kembali. Untuk bagian ini bukan masalah untuk berlajan kaki karena jalannya terus menurun hehehehe. Nggak lama berjalan, kami sampai di sebuah jembatan, nah di seberang jembatan, ada jalanke atas menuju kawasan CIC (Ciwangun Indah Camp) yang bisa dilalui kendaran bermotor, nah jalan inilah akses jalan curug Tilu Leuwi Opat.
Saya sempat bertanya kepada seorang Bapak penjaga jalan di sini tentang keberadaan Curug Tilu. “Kirang langkung 1,5 km, paling 20 menit jalan kaki dari sini” katanya dalam bahasa Sunda. Mendegar penjelasan Bapak ini saya sumringah, hanya 1,5 km untuk ke curug,berarti Bapak yang di Curug Cimahi tadi salah prediksihehehehehe. Setelah berpamitan, kami langsung menyusuri jalan aspal berbatu menuju ke atas. Tanjakan yang lumayan yahud menjadi “menu” pembuka menuju curug Tilu hehehehe. Di sisi kiri-kanan jalan banyak terdapat rumah warga dan kebun-kebun bunga. Bunga-bunga di tanam di dalam ruangan sejenis rumah kaca. Kelihatannya bunga-bunga ini menjadi komoditas pertanian unggulan di daerah ini.
Lima belas menit kemudian kami sampai di gerbang pintu masuk Curug Tilu Leuwi Opat. Sambil membeli tiket seharga 6 ribu rupiah per orang, saya bertanya lagi jarak Curug Tilu dari sini, “dari sini sekitar 1,5 km lagi untuk ke curug” kata petugas loket. Beuh ternyata benar apa kata Bapak yang di Curug Cimahi tadi,jaraknya sekitar 3 km, Bapak penjaga jalan tadi juga benar, 1,5 km hanya sampai gerbang curugnya bukan sampai di curugnya hehehehe. Di dalam kawasan wisata ini tidak hanya mengandalkan wisata curug sebagai objek wisata, permainan yang “berbau” alam juga disediakan di sini seperti bermain rakit, fly fox, shaking brigde, dan lain-lain juga tersedia di sini. Ketika itu banyak perkumpulan orang yang melakukan gathering dan anak sekolah yang sedang melaksanakan kegiatan ospek bermain di kawasan ini.
[caption id="attachment_222306" align="aligncenter" width="405" caption="pintu gerbang curug tilu"]
Kami berjalan kaki melewati jalan tanah setapak menuju Curug Tilu dengan mengikuti papan penunjuk arah yang terpasang di dalam kawasan wisata ini. Berbeda dengan akses jalan menuju Curug Cimahi yang cenderung berkontur ekstrim, medan jalan menuju Curug Tilu relatif datar namun bukan berarti mudah untuk dilalui. Semakin jauh dari gerbang pintu masuk, jalan semakin menyempit dan medan semakin menantang dan pastinya harus ekstra hati-hati. Kemudian trekking dilanjutkan memasuki hutan yang masih alami, di sisi jalan setapak terdapat sungai-sungai kecil mengalir dari arah atas. Karena sepertinya kemarin malam turun hujan, jalan yang kami lewati jadi becek dan licin, apalagi ditambah dengan saya yang hanya memakai sandal jepit sehingga agak sedikit menghambat langkah kaki hehehehe. Di sepanjang jalan setapak menuju lokasi curug, kami melewati beberapa jembatan sederhana yang hanya terbuat dari bambu. Kami sangat berhati-hati menyebrang melewati jembatan karena jembatan terkena sisa air hujan kemarin sehingga cukup licin, lengah sedikit bisa kepeleset hehehehe.
[caption id="attachment_222308" align="aligncenter" width="350" caption="jalur trekking"]
Akhirnya kami bisa melihatCurug Tilu dari kejauhan setelah berjalan kaki hampir 40 menit lamanya. Untuk mencapai Curug Tilu kami harus menyebrang melewati jembatan bambu yang terakhir. Tiba di curug, sudah banyak pengunjung yang kebanyakan anak-anak sekolah sedang melaksanakan ospek di tempat ini. Di sini juga terdapat warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman ringan. Curug ini memiliki ketinggian yang tidak terlalu tinggi, namun debit airnya sang besar. Karena pancuran air yang cukup deras di curug ini, pengunjung dilarang mendekati apalagi berenang di dekat pancuran curug karena bisa membahayakan jiwa pengunjung. Ada batas aman berupa tali yang dipasang pengelola bagi pengunjung yang air di curug ini. Pengumuman dilarang berenang pun tempampang dengan jelas di depan curug ini. Air di curug ini masih bersumber dari sumber Curug Cimahi yaitu sumber air Gunung Tangkupan Perahu. Pemandangan di curug ini cukup menarik dan cukup indah, dan yang paling asik di sini adalah airnya, airnya sangat-sangat dingin. Jadi setelah mandi keringat berjalan menuju curug ini, kemudian mencuci muka dengan air curug, rasa-rasanya seperti berada di surga hehehehe.
[caption id="attachment_222311" align="aligncenter" width="477" caption="curug tilu"]
Kami cukup lama berada di curug ini, sambil menikamati pemandangan, kami memakan makanan yang dijual di warung di pinggir curug. Setelah tenaga terisi kembali, kami memutuskan untuk pulang meninggalkan curung ini. Masih menggunakan jalan yang sama tiga puluh menit kemudian kami tiba di depan gerbang pintu masuk Curug Tilu. Sebenarnya masih ada satu curug lagi yang ingin kami lihat, Curug Brugbrug. Namun apa daya hehehehe, karena sudah kehabisan tenaga dan malas untuk berjalan kaki lagi, kami putuskan untuk melewatkan Curug Brugbug. Mungkin next time kami akan trekking lagi ke Curug Brugbrug. Akhirnya trekking cerianya berakhir dengan sukses dan kami kembali ke rumah dengan selamat hehehehe.
Sekian semoga bermanfaat, Wass
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H