Mohon tunggu...
Arie Lexuz
Arie Lexuz Mohon Tunggu... -

Lexuz datang masalah hengkang, hehehehehehe... Brangkat...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PEREMPUAN = DAPUR, SUMUR DAN KASUR

3 Juni 2015   01:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:23 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istri dianggap tidak mampu menjaga dirinnya ataupun berinteraksi dengan sosialnnya dan menghadapi perubahan-perubahan sosial lainnya. Dan juga anggapan bahwa dunia luar sangat berbahaya juga menjadi faktor mengapa istri harus berada dirumah. Belum lagi perempuan harus menghadapi pemikiran seorang laki-laki yang tidak suka jika istrinya pandai atau lebih pandai dari suaminnya.

Jika seorang istri diperbolehkan untuk bekerja bukan berati seorang istri bebas tugas tidak merawat anak, merawat rumah, mencuci baju, cuci piring, menyapu, memasak, dan melayani suaminnya. Karena bekerja sifatnya membantu laki-laki.  

Ketika suami sedang ingin dilayani, maka wajib hukumnya seorang istri melayaninya walaupun istrinnya sedang tidak ingin. Jika seorang istri menentang mungkin acara romantismennya akan berbeda. Pemikiran rata-rata istri akan tetap patuh, Karena patuh terhadap suami adalah perbuatan yang mulia. Karena istri yang taat kepada suaminnya akan masuk surga, begitu kata orang – orang bijak. Dengan kata lain ”Surgo katut Neroko nunut”. Namun soal mengurus anak tetap menjadi tanggung jawab istri. Soal kasur, tanggung jawab istri memuaskan suami, entah bagaimana dengan kewajiban seorang suami memuaskan istri.  

Jika terdapat sebuah pertanyaan apa tanggung jawab laki-laki, maka jawabanya adalah memimpin keluarga. Ya.. jawaban itu lah yang pas menurut laki-laki dan perempuan. Maka pas lah sudah, bahwa permpuan hanya soal dapur, sumur dan kasur jika orang jawa bilang “wong wedok cuman urusan masak, macak lan manak.”  Begitukah seorang ibu diperlakukan, seorang istri diperlakukan, ataupun seorang perempuan diperlakukan atas nama kodrat.

kodrat Perempuan bukan urusan memasak didapur, bukan urusan mencuci baju, dan bukan hanya soal kebutuhan sex. Kodrat Perempuan adalah melahirkan, menyususi, dan berkelamin vagina, itu adalah suatu kodrat dari Tuhan yang tidak dapat diubah.  Perempuan memiliki kesempatan yang sama seperti laiki- laki, untuk mengerti dan memahami peradaban dan membangun peradaban manusia selanjutnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun