Sebuah kata yg membuatku bingung, Bersosialisasi bisa disebut juga bergaul. Kata guru-ku Manusia adalah makhluk yg bersosialisasi/tidak bisa hidup tanpa orang lain., benarkah demikian?? Haruskah kita dalam bersosialisasi harus memilih mana yg baik & mana yg buruk??.
Saya ambil dalam kehidupan-ku sekarang, Saya selaku orang yg sedang Merantau di daerah orang/daerah yg bukan tempat kelahiran Saya, secara Saya belum tahu persis gimana kehidupan orang” sini, mulai dari aturan yg dibuat, sifat & sikap orang sini. Supaya Saya tahu tentang masyarakat sini Saya harus turun langsung/terjun ke lapangan (bukan ke jurang) secara langsung supaya tahu persis kehidupan disini (daerah tempat saya merantau). Perlahan saya mencoba mendekati tetangga” Kost saya sampai warga daerah kost. Step by step saya sudah kenal sama warga daerah Kost saya, mulai dari yg dianggap buruk (sifat/sikap) sampai yg baik saya dekati. Nah,,disinilah Saya mulai bingung, kenapa justru orang” yg dianggap buruk (sifat/sikap) oleh warga sini malah baik ke Saya, justru malah sebaliknya yg biak malah buruk. Apa memang orang yg dianggap buruk itu sayang ke kita supaya kita tidak seperti itu, apa karena orang yg dianggap buruk “Apa Adanya” mau menceritakan semua pengalamanNya sehingga kita bisa tahu benar mana yg patut dicontoh dan yg salah’y kita buang.
Tapi mengapa kebanyakan orang bilang kalau bergaul/bersosialisasi harus dengan orang yg benar. Menurut Saya kurang kalau bergaul Cuma sama orang yg baik/benar, asal kita bisa mengambil mana yg benar dan yg salah kita bisa bergaul/bersosialisasi dg yg dianggap buruk juga, kita bisa mengambil pengalaman dari yg sudah berpengalaman. “Guru terbaik adalah Pengalaman”. “Guru yg baik belum tentu berpengalaman”. “Jangan memandang orang dari luarnya saja”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H