Mohon tunggu...
Arie Firmansyah
Arie Firmansyah Mohon Tunggu... -

Personil PDKB Area Banten Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nggak Ada Listrik Nggak Asyik

18 Oktober 2016   10:17 Diperbarui: 18 Oktober 2016   10:32 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Listrik sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan kita. Di zaman modern saat ini terutama di perkotaan kebutuhan akan energi listrik sudah bisa dikatakan sebagai kebutuhan pokok, sebanding dengan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Bagaimana tidak hampir semua peralatan yang ada di rumah, kantor, sekolah, rumah sakit dan tempat-tempat lain membutuhkan energi listrik untuk bisa beroperasi. Tidak sedikit aktivitas kita sehari-hari bergantung pada energi listrik.

PLN sebagai perusahaan negara penyedia energi listrik bagi masyarakat di seluruh pelosok negeri dituntut untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dari ujung pulau Sumatera (Sabang) sampai dengan ujung pulau Papua (Merauke). Kebutuhan akan energi listrik di Nusantara dari tahun ke tahun semakin meningkat, untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional diperlukan pasokan listrik sekitar 3.000 MW (Mega Watt) per tahun (sumber: www.esdm.go.id).

Segala upaya telah dilakukan oleh perusahaan BUMN yang jumlah assetnya termasuk ke dalam perusahaan dengan asset terbesar di negeri ini, salah satu upayanya yaitu menjalankan program pemerintahan Jokowi saat ini dengan membangun pembangkit dengan jumlah total 35.000 MW (Mega Watt) dalam kurun waktu lima tahun tersebar di seluruh pelosok negeri.

Di samping menjalankan program tersebut PLN harus mampu menjaga keberlangsungan penyaluran energi listrik yang sudah ada. "Padam lampu" istilah yang dipakai masyarakat saat kondisi listrik padam menjadi masalah utama yang harus diminimalisir. Banyak faktor yang menyebabkan "padam lampu" baik itu di sisi pembangkit, transmisi maupun di sisi distribusi.

Faktor peralatan yang sudah berumur dan rusak, pasokan bahan bakar untuk pembangkit yang terkendala, cuaca yang tidak menentu (ekstrem), pemeliharaan jaringan dan gardu bisa menjadi faktor-faktor penyebab padamnya aliran listrik. Padam listrik di saat kita beraktivitas memang sangat tidak menyenangkan, menghambat pekerjaan yang sedang kita kerjakan, menganggu waktu santai kita saat menikmati acara di televisi dan masih banyak lagi.

Upaya PLN untuk mengurangi pemadaman aliran listrik karena pemeliharaan atau perbaikan salah satunya yaitu membentuk tim PDKB. Barangkali untuk masyarakat awam masih asing dengan PDKB. Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan disingkat PDKB adalah tim yang terdiri dari pegawai PLN yang terdidik, terlatih serta kompeten untuk melaksanakan tugas pemeliharaan, pemasangan dan perbaikan di jaringan listrik tanpa memadamkan aliran listrik. 

Tim "Kopasus"nya PLN  ini telah dilatih khusus dengan mengikuti pendidikan yang cukup lama, kurang lebih 2 bulan di Unit Pendidikan Pelatihan (Udiklat) PLN bertempat di Semarang. Tak cukup hanya itu PDKB didukung peralatan khusus yang berisolasi (tidak menghantarkan aliran listrik) yang harus selalu dikalibrasi 2 kali dalam setahun. Personil PDKB dibekali APD (Alat Pelindung Diri) yang dapat mendukung keselamatan saat bekerja. 

Pekerjaan ini berbeda dengan pekerjaan yang lain karena penuh resiko. Setiap hari tim bekerja berhadapan dengan tegangan di jaringan yang sedang dikerjakan karena aliran listrik tetap menyala. Di PDKB TM (Tegangan Menengah) misalnya, para lineman (sebutan personil yang mengerjakan pekerjaan di jaringan yang tidak dipadamkan listriknya) harus berhadapan dengan tegangan 20 kV (baca: 20 kilo Volt atau 20 ribu Volt) hampir 100 kali tegangan yang ada di rumah sebesar 220 volt.

Apalagi bagi tim PDKB TT/TET (Tegangan Tinggi/Tegangan Ekstra Tinggi) para lineman harus berhadapan dengan tegangan 70 ribu Volt, 150 ribu Volt dan 500 ribu Volt, ditambah harus berhadapan dengan resiko bahaya ketinggian di tower-tower transmisi. Pekerjaan dengan penuh resiko ini harus dikerjakan dengan zerro accident (tanpa kecelakaan kerja) sehingga setiap pekerjaan harus mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Sejak tahun 2012 saya bergabung di tim PDKB TM Area Banten Selatan Distribusi Banten, suatu kebanggan bagi saya bisa bergabung dengan tim yang terdiri dari 8 orang pegawai ini. Kami bekerja tanpa memadamkan aliran listrik, sehingga masyarakat (pelanggan PLN) tidak perlu takut aktivitasnya terganggu oleh "padam lampu". Bagi kami bekerja tanpa padam itu yang paling utama, meskipun segala resiko kami hadapi. Namun bukan berarti kami bangga dengan sebutan yang bagi saya terlalu berlebihan yaitu Pasukan Elit PLN Berani Mati seperti disebut-sebut oleh media online, yang terpenting bagi kami (PDKB) bagaimana caranya kami bekerja tanpa mematikan listrik karena bagi kami Nggak Ada Listrik itu Nggak Asyik. 

Penulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun