Pelan Nenek membuka mulutnya, " Nak, apa hubungan kamu dengan Sulaiman?" tanya si Nenek .
 "Sulaiman mana?" tanya si pejabat.
 " Sulaiman bin Daud" jawab Nenek.
"Sulaiman bin Daud yang mana Nek," sang pejabat mulai berlutut mendekat dan bertanya lebih lanjut.Â
Si Nenek sambil menerawang jauh menatap lautan, mulai bercerita :Â
"Dulu Sulaiman anak saya  merantau ke Jakarta, setelah ayahnya meninggal, dan ibu sempat mencarinya waktu itu, sayangnya Pompong yang ibu tumpangi tenggelam, tapi Ibu selamat, ditolong nelayan" .
"Mungkin Sulaiman baca berita, bahwa ibu sudah mati. Karena Ibu dulu sempat tinggal di Tanjung Pinang 15 tahun dirumah kenalan" lanjut si Nenek bercerita.
Sang pejabat mulai makin mendekat, karena cerita itu juga sempat diceritakan ayahnya Sulaiman, dulu semasa hidup nya.
 Kata ayah nya dulu ia merantau sendirian ke Jakarta, ikut kapal nelayan penangkap ikan sampai ke Tanjung Pinang.  Disana ia pindah ke kapal nelayan yang datang dari Sunda Kelapa.  Setelah lebih kurang setahun jadi nelayan, ayahnya buka usaha besi tua, berhasil dan menetap di Jakarta..Â
"Kalau sekarang Ibu diusir , Ibu tak tau mau kemana Nak?" kata si Nenek dengan tangis yang mulai pecah.
Sang pejabat mulai sesak dadanya, karena perempuan tua ini, bisa jadi  Nenek nya sendiri, yang diceritakan Ayahnya.