Kemungkinan besar kecamatan yang dilanda krisis air bersih dipastikan meluas karena hingga saat ini belum turun curah hujan.
 Karena itu, pihaknya terus mengoptimalkan stok air bersih dengan mengerahkan sebanyak tiga kendaraan tangki dengan kapasitas 18.000 liter. "Kami hari ini mendistribusikan air bersih ke Kecamatan Cihara dan Panggarangan," katanya. Sejumlah warga Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka merasa lega setelah mendapat bantuan air bersih dari tangki BPBD setempat ( baca disini )
# Demak,Â
Terdampak kekeringan, warga di sejumlah desa di Kabupaten Demak kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka harus membeli air bersih dari penjual keliling. Dari pantauan detikcom, dua desa, yakni Desa Kedondong dan Raji, Kecamatan Demak Kota, Rabu (11/9/2019). Sudah dua bulan terakhir mengalami kekeringan. Â Sejak memasuki musim kemarau, sungai tidak lagi dialiri air. Salah seorang warga Desa Kedondong, Suwesti (35), mengatakan membeli air sekitar 6 jeriken untuk keperluan satu sampai dua hari. Harga satu jeriken air Rp 3.500.Â
"Air benar-benar sulit sejak dua bulan ini. Semua sungai kering, tidak ada airnya," katanya kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Rabu (11/9/2019). Warga lain dari Desa Raji, Arwani, mengatakan mulai kesulitan mendapat air bersih dalam dua bulan terakhir. "Kemarau sudah empat bulan, tapi air mulai sulit didapatkan dalam dua bulan terakhir. Ya, akhirnya harus beli, enam jeriken untuk lima hari," paparnya. (Â lihat disini )
# Purwokerto,
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Ariono Poerwanto, wilayah yang menghadapi dampak kekeringan pada tahun 2019 ini lebih luas dibandingkan dengan tahun sebelumnya, "Menurut data sementara, pada tahun 2019 ini sudah ada 18 kecamatan yang terdampak, pada tahun 2018 lalu ada sembilan kecamatan yang terdampak," kata Ariono di Purwokerto, Rabu (11/9/2019). Â
Tahun ini, ia menjelaskan, kekeringan terjadi di wilayah Kecamatan Patikraja, Sumpiuh, Karanglewas, Rawalo, Kalibagor, Jatilawang, Purwojati, Cilongok, Tambak, Kebasen, Gumelar, Somagede, Lumbir, Kemranjen, Banyumas, Pekuncen, Kedungbanteng, dan Ajibarang. Â "Totalnya ada 56 desa di 18 kecamatan yang terdampak kekeringan hingga saat ini," katanya. Â
Sedangkan pada tahun 2018, ia melanjutkan, kekeringan hanya terjadi di Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kalibagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas. Â Ariono mengatakan bahwa wilayah yang menghadapi dampak kekeringan makin luas karena musim kemarau tahun ini lebih panjang dan lebih kering ketimbang tahun lalu. BPBD Jateng Nyatakan Kekeringan di Jateng Masih Bisa Diatasi "Tahun ini kita sudah memulai distribusi air bersih pada akhir bulan Mei, sementara pada tahun lalu kita baru memulai penyaluran air bersih pada pertengahan bulan Juli,"
 katanya. "Distribusi akan terus dilakukan, persediaan air bersih Insya Allah mencukupi hingga akhir musim kemarau," ia menambahkan. Hingga saat ini, menurut dia, BPBD sudah menyalurkan air bersih 946 tangki atau sekitar 4.727.000 liter ke wilayah-wilayah yang kekurangan air bersih akibat kekeringan. . ( lihat disini )
Itulah sedikit diantara gambaran persoalan air di negeri kita saat ini. Belum termasuk Lombok, Bali, Sumbawa, Kupang, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nias, Rote, Aceh, dan banyak lagi daerah lainya, yang kesulitan air dimusim kemarau.