Mohon tunggu...
Arie Suharso
Arie Suharso Mohon Tunggu... -

Melihat, mendengar , merenung, dan membantu menyampaikan....... semua tentang bumi dipasena.

Selanjutnya

Tutup

Money

PT Aruna Wijaya Sakti dan petambak plasma Bumi Dipasena, Kecemasan Keberlanjutan Lingkungan di tengah konflik kemitraan.

5 Juni 2011   15:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:50 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empat tahun lebih cp prima menjadi pemilik area pertambakan ex dipasena citra darmaja,masalah demi masalah yang sepertinya tak kunjung usai terkait dengan komitmennya kepada pemerintah dan petambak plasma, pengamanan revitalisasi dan janji pengerjaan revitalisasi yang akan tuntas dalam delapan belas bulan.

Beberapa hari yang lalu perusahaan ini sempat lumpuh total karna petambak plasma kembali turun ke jalan menggelar aksi demonstrasi, menuntut janji dan pembenahan pola kemitraan yang ada , aksi massa selama 21 hari yang kemudian di balas dengan pemutusan aliran listrik ke areal pertambakan terbesar diasia tenggara inimembuat pemerintah pusing mencarikan jalan keluar karna sikap PT aws yang tidak kooperatif. Pemutusan aliran listrik yang dianggap telah Terlepas dari semua hal tersebut diatas sepertinya ada hal yang luput dari perhatian public, yang juga menjadi permasalahan atau lebih tepatnya cikal bakal masalah semenjak asset ex dipasena citra darmaja diakuisisi oleh cp prima yakni keberlanjutan budidaya intensif yang diterapkan.

Menggunakan tekhnis close system yang merombak area pertambakan ,dengan mengorbankan dua lot tambak disetiap jalurnya menjadi treatment pond atau kolam penampungan untuk mensterilkan air sebelum didistribusikan ke kolam-kolam budidaya.

Proses sterilisasi air dengan menggunakan insektisida jenis diklorvos ini sepertinya perlu ditinjau ulang oleh intansi pemerintah dan pihak-pihak yang peduli dengan lingkungan dan dampak negatifnya bagi keberlanjutan usaha budiday di bumi dipasena serta perairan di ujung utara provinsi lampung. Proses sterilisasi guna membunuh crustacea liar yang diduga berpotensi sebagai carrier dari penyakit IMNV,WSSV dan lain-lain, dengan mengunakan diklorvos 1,5 ppm sepertinya bukan hanya sebagai prosedur standart sterilisasi yang diterapkan akan tetapi juga merupakan proses pemasaran produk dari konsorsium itu sendiri tanpa harus menghabiskan budget untuk promosi. Pondfos 250 ec adalah produk pt bisi internasional yang juga merupakan salah satu asset keluarga charoen di Indonesia.

Dekomposisi dari sisa pakan udang yang tidak terserap menjadi biomass dan berubah menjadi limbah organic seperti ammonia, nitrit, karbon dioksida dan hydrogen sulfide adalah masalah tersendiri dari pola budidaya intensif yang hingga kini belum juga menemukan solusi yang tepat.

Dan kini dengan pola budidaya “water close system” yang bertujuan untuk meminimalisir masuknya bibit penyakit melalui hewan-hewan carrier. Penggunaan crustacide, dan bahan kimia lain menjadi sebuah standart baru untuk mencapai target produksi ditengah konflik pola kemitraan yang belum juga menemukan penyelesaian, menambah tingginya tingkat kecemasan terhadap keberlanjutan bumi dipasena sebagai pemasok udang terbesar di Indonesia.

volume air /m3

diklorvos

cupri shulfat

chlorine

treatment pond

25000

75

280

culture pond

76800

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun