Mohon tunggu...
Aridho Pamungkas
Aridho Pamungkas Mohon Tunggu... profesional -

Semacam Aktivis dan Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Janji, Retorika dan Manajemen Warteg

17 September 2012   08:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:21 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Debat kandidat finnal round pemilukada DKI Jakarta begitumenarik dan meriah. Ajang cuap-cuap itu berlangsung 16 September 2012 di Metro TV yang menghadirkan pasangan nomor urut 1 Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli (Foke-Nara) dan pasangan nomor urut 3 Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok). Dengan menawarkan program dan visi masing-masing kandidat, paling tidak publik paham dan mengerti siapa yang akan dipilih pada saat momen pencoblosan nantinya.

Pertama,Program soal banjir dan permukiman. Foke memaparkan berkaitan dengan air bersih. Terdapat 123 titik genangan air di Jakarta kata Foke. ini membuat sosok gubernur musti jeli mengelola hal ini. Saat ini, Sumber air bersih jakarta mengambil dari sumber jatiluhur. Program besar kami yakni Membangun pipanisasi langsung dari sumber jati luhur membutuhkan biaya sekitar 4 triliun.

Selain itu, kami (baca: Foke-Nara) juga akan melakukan penyiapan air baku jangka panjang dengan cara membangun tanggul untuk menyediakan air dan keuntungan besarnya untuk menghindari banjir rob yang diprediksi terjadi 2015.

Kelompok masyarakat bawah sudah tersedia air bersih, misal di muara angke dan kalibaru. Warga yang menjadi fokus kami untuk persoalan air bersih yakni di jakarta utara. Karena, sangat susah air bersih di sana dan pemerintah harus menyediakan semaksimal mungkin.

Sementara itu, pasangan Jokowi-Ahok menawarkan program redesign total dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Bentuknya yakni menyediakan kampung susun merombak kampung kumuh (super block). Ukuran relokasi masyarakat spesialisasi Jokowi terbukti memindahkan PKL di kota Solo. Contohnya 870 KK di Bukit Duri klaim jokowi hanya mau di geser bukan digusur

Soal Legalitas kaitan dengan birokrasi tak sulit, hanya masalah approach kelompok. 24 Milyar untuk membuat kampung deret di titik sungai, berikan sertifikat kepada warga, yang menggarap warga bukan kontraktor.

Kedua, Soal Ekonomi dan Kesejahteraan rakyat. Nachrowi Ramli mengungkapkan bahwa Episentrum ekonomi indonesia yakni jakarta. Program kami memberikan ilmu enterpreneurship kepada warga. 5 tahun kedepan, dinas koperasi n UKM fokus pembinaan rakyat. Dengan Koperasi Jasa Keuangan (KJK) mampu menguatkan usaha warga.

Sementara Ahok menawarkan sebuah konsep yang menarik yakni Sistem Kartu Jakarta Sehat. Sistem Kartu Jakarta sehat bisa di pakai ke RS, Puskesmas dan Poliklinik. Korelasi Kartu Sehat dengan program incumbent, Yakni bukan Jamkesda yang melanggar uu no 40 thn 2004 tentang jaminan keuangan. Selain itu, SKTM mempersulit rakyat mengurus ke birokrasi. Sistem program kami seperti model asuransi, Kartu Sehat begitu sakit langsung ke RS kelas 3 modalnya APBD. Fakultas Kedokteran ada 94 di jakarta, kenapa bingung?

Ketiga, Soal tata Kelola Pemerintahan, Jokowi mengungkapkan bahwa Birokrasi itu harus melayani bukan mempersulit. Yang perlu di rubah Manajemen organisasi dan mengurangi jumlah PNS. Saat ini, Satu kelurahan harusnya ada 20, tapi sekarang 40. Hal ini justru memberatkan pelayanan warga. Sistem yg harus dibangun seperti pelayanan KTP dan perizinan misalnya mengurus SIUP dan IMB terlalu lama

Sementara foke menegaskan pemerintahan yang bersih dan jujur harus berkelanjutan dan tak cukup retorika. Reformasi birokrasi yang paling maju di jakarta mendapat penghargaan dari KemenPan. Tidak cukup menyelesaikan masalah di jakarta dengan pencitraan dan retorika. Untuk kelurahan dan kecamatan harus dibentuk peningkatan dan efisiensi keuangan.

Tiba pada sesi saling tanya antar kandidat. Pertanyaan Foke ke Jokowi yakni soal Kepentingan warga Solo menjadi utama, pada saat kita ketemu bapak bilang kepentingan warga jakarta juga yang paling utama, konfllik batin apa yang anda rasakan?. Di jawab oleh Jokowi bahwa Pilkada ini kan proses demokrasi, masak saya harus di Solo. Karier itu kan harus meningkat dan partai merekomendasikan begitu.

Pertanyaan Jokowi ke Foke, Masalah macet, sudah 5 tahun ini bapak memimpin. Tadi di bilang saya beretorika, tapi justru kebalik. Di dalam RPJM harus di selesaikan 5 koridor, sampai sekarang belum. Pertanyaannya, siapa yang beretorika?

Jawaban Foke, Jalur Busway layang akan kita lanjutkan. Jumlah koridor tidak menentukan, yang menetukan panjangnya. Kalau yang bicara bukan ahlinya ya susah. MRT itu sudah di mulai, anda salah informasi.

Pertanyaan Nara ke ahok, Abang pengen tahu, ahok kok pindah-pindah terus nih?. Di jawab oleh Ahok dengan santai, di kampung saya di belitung saya sebagai pahlawan. Pemain bolanya gak becus, makanya memindahkan pemain dari kampung. Seperti itulah saya bang.

Pertanyaan Ahok ke Nara, Studi banding di Bogota, kenapa bisnis busway yang triliunan kok kelolanya seperti warung tegal (Warteg)?. Jawabannya yang kita lakukan, pengembangan standart pelayanan minimum sudah kita jalankan. Koridor padat itu sudah kita berlakukan komputerais. Jadi sudah clear semua urusan transportasi.

Closing dari Foke dan Jokowi. Foke mengatakan, Bermitra yg lebih intensif dan berdialog ini sangat positif. Hal positif dari Jokowi yakni menjanjikan yang belum ada. Sementara Jokowi membalas, Beliau ini kan puluhan tahun di birokrasi jakarta.Mestinya pak Foke tidak dalam rencana saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun