Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Arimbi Bimoseno, “Mutiara Bernyawa” dalam Karyamu

16 Juli 2012   06:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:55 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear kompasianer, Ini cerita lain saya tentang Arimbi Bimoseno, Membaca bukunya,saya bagai menemukan "mutiara bernyawa". Saya sangat yakin, buku "KARMA CEPAT DATANGNYA", pasti ditulis dalam keadaan paling hening dan bening. Seorang Arimbi sangat dalam berkontemplasi dalam hening relaksasi. Pertama mengenal tulisannya, saya mendapatkan pelajaran berharga. Entah siapa yang duluan mengajak berteman. Terpenting saya menangkap bahwa Arimbi bukan penulis biasa. Maka, tertariklah saya untuk "berguru" padanya. Mengikuti tulisan-tulisannya, saya mempunyai imajinasi bahwa Arimbi Bimoseno adalah sosok yang gemar menjaga jarak, menjaga image dan mahal senyum. Namun makin mengenalnya, kami malah menjadi gemar saling tersenyum, saling mendukung, saling "memeluk" dan menguatkan dalam karya. Kesan yang masih tersisa, Arimbi adalah perempuan yang "tidak peduli dunia". Ia tidak sibuk berpikir tentang kawan atau lawan. Ia "bergumul" dengan kalbunya sendiri lalu menulis untuk dirinya sendiri. Ia menulis sebatas apa perlu ia tulis. Pribadinya, tidak begitu banyak cakap (setidaknya, itulah persepsi saya hanya berdasarkan membaca tulisan-tulisannya). Ia bahkan tak pernah peduli, bakal diletakkan dimana tulisannya oleh sang admin. Yang saya tahu, Arimbi tetap saja menulis. Menulis tiada henti. Perhatikan saja PP Arimbi. Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi . Ia hanya ingin relaksasi, tidak lebih. Tujuan penulisannya hanyalah untuk relaksasi. Sepanjang sejarah di Kompasiana, ia tidak pernah melibatkan dirinya dalam perdebatan. Ia rajin mengunjungi dan membaca tulisan kawan kompasianer. Bila di dalamnya tidak perlu ia bicara, baginya ia pun tak perlu bicara. Ia hanya cukup meninggalkan vote, lalu pergi melanjutkan perjalanannya. Dan ketika saya selesai membaca karya indahnya, KARMA CEPAT DATANGNYA, saya mengirim pesan. Saya katakan padanya, "Mbak Rimb, terima kasih ya! Saya seperti menemukan "Mutiara Bernyawa"". Karya Arimbi, bukan hanya "indah" dan "dalam", tapi juga BERMAKNA. Ini juga diakui banyak kawan pada link terkait di bawah nanti. Selamat kembali rutin menulis dan berbagi di sini, Arimbi Bimoseno, guru menulis saya, yang saya cintai. Terima kasih tidak pernah berhenti berkarya. Terima kasih untuk yang sudah membaca. Terima kasih kepada Allah SWT. Terima kasih kepada mas Raja, pak Singgih, dan mbak Nenny yang telah mengulas dengan baik isi karya Arimbi Bimoseno. Link terkait : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/07/11/bukan-resensi-buku-karma-cepat-datangnya/ http://media.kompasiana.com/new-media/2012/07/14/karma-cepat-datangnya/ http://media.kompasiana.com/buku/2012/07/10/karma-cepat-datangnya-berhati-hatilah-dalam-bertindak/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun