Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 3.000 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 20-12-2024 dengan 2.392 highlights, 17 headlines, 112.449 poin, 1.133 followers, dan 1.315 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Awan

8 Januari 2025   19:48 Diperbarui: 8 Januari 2025   19:48 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja ini aku menatap awan di langit yang terang
Penuh dengan putihnya yang benderang
Seolah menyelimuti kenyataan dibaliknya
Mungkin sebenarnya akan hujan deras menimlpa

Juga sebuah rasa
Seberat apapun usaha menyembunyikan di hati
Namun tetap saja ada
Tak bisa lekang oleh waktu meski telah melewari satu tahun ini

Tahun baru
Dua ribu dua puluh lima
Usia tidak berkurang meski satu
Namun justru sebaliknya makin banyak saja setiap harinya

Aku tersenyum sambil memandang angkasa raya
Penuh awan penuh cinta penuh rasa
Terkesima oleh nyata yang tak ada
Menghilang tak bisa karena bayang-banyang terus memberi rindu semata

Bahkan bila awan di langit telah berubah menjadi warna
Saat malam tiba dan angkasa tanpa cahaya sang surya
Sebenarnya ada rasa yang ingin ikut terbenam dan karam
Namun tak bisa hilang bahkan semakin dalam

Ah cinta
Di tahun baru bisakah mengalihkan rasa
Jika Tuhan terus ijinkan saja
Maka sebenarnya di dalam hati terus saja bertahta rasa yang sama

Aku tak tahu harus bagaimana berusaha melenyapkan segala gejolak karena pesona yang menjerat
Jika memang harus begini keadaannya meski di tahun yang tak sama namun rasa itu masih juga sama pada insan yang tak jua berubah nama

Awan kau mungkin menjadi penanda rasa yang tak jua berhenti
Seperti lajumu yang perlahan tertiup angin menjauh seolah lari dari kenyataan yang menimpa
Namun pada akhirnya hanya bisa berucap jua
Aku masih tetap mencintai insan yang sama dan belum jua berubah nama

Baca juga: Perjalanan Awan

Meski rahum berganti kurasa aku belum bisa move on darinya

...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
8 Januari 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun