Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pedih

3 Maret 2024   14:42 Diperbarui: 3 Maret 2024   18:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilistrasi pixabay.com

Kadang aku berpikir dan merenung. Mengapa ada pedih hati? Mengapa lara terasa menggerogoti hati? Mengapa rasanya perih. 

Bagaimana jika ternyata semua demi kebaikan? Kebaikan yang diawali rasa perih mendalam. Seolah luka pun semkin bertambah besar. Bernanah. Sungguh pedih.

Begitulah hati yang terluka. Begitulah jiwa yang melara. Meski putaran waktu terus melaju. Terus saja berputar seiring suka dan duka kehidupan. Perjalanan itu tak bisa terhenti. 

Baca juga: Sakit

Aku menanyakan ini pada diri yang sedang merasa pedih. Apa yang sanggup kau buat untuk mengalahkan rasa ini? Bagaimana membuat pedih ini terlupa di ujung sana?

Meninggalkannya bukan pilihan tepat. Membalutnya juga tak selalu merupakan cara yang tepat. Kadang, hidup bersamanya sambil terus melangkah adalah pilihan terberat namun harus. 

Bukankah ini sebuah perjalanan? Tak mungkin diakhiri hanya dengan luka semata. Pedih biarkan belalu seiring waktu.

....

Written by Ari Budiyanti

Baca juga: Pedih

#PuisiHatiAriBudiyanti

3 Maret 2024

2-2.756

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun