Merah muda rasa rindu penuh cinta. Mungkin dulu pernah ada. Tapi hanya secercah ingin bersama yang tetiba sirna. Kau pergi menjauh seperti itu maumu pada jiwa yang rapuh.
Tetes-tetes air mata menggenang di pelupuk netra. Bersama kepedihan mengalir deras akhirnya dalam ingin melupa namun sungguh tak bisa dan tak kuasa.Â
Seperti tulisan-tulisan puisi ini dalam bait-bait cinta. Meramu menjadi surat-surat rindu dalam amplop warna merah muda. Tertutup rapat kisah semua berita. Meski seuntai nada pun telah tiada. Aku harus bagaimana?Â
Menangis tersedu? Untuk apa dan apa guna? Semua asa yang pernah ada di kepala pun ikut menguap bersama angin ditelan basahnya angkasa. Cinta telah mengikat rindu pada dirimu yang tak jua tahu. Tak jua kunjung mau mengerti.Â
Dalam kepura-puraanmu aku memahami segenap jiwa. Kau memang memilih mengakhiri segala cerita di antara kita. Kau dan aku sungguh tak ada lagi cerita.Â
Aku hanya bisa menyimpan semua luka dalam surat-surat terbuka tentang cinta untukmu dan rindu yang tak jua menyatu.
.....
Written by Ari Budiyanti
15 Februari 2024