Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebetulan yang Banyak

28 Januari 2024   16:35 Diperbarui: 28 Januari 2024   19:50 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau suka matahari?
Atau mungkin rembulan dan bintang?
Mereka yang merajai malam
Sebenarnya ada setiap saat
Namun terkadang tak muncul karena awan mendung
Langit hitam malam menjadi kelabu
Gelap tanpa secercah cahaya

Matahari pun terkadang tak nampak kala senja
Meski ada selalu jejaknya yang tertinggal
Hujan tak pernah mengalahkannya
Terlebih musim dingin di sana

Salju?
Ah hanya salju, sebentar saja luruh oleh sinarnya
Karena itu mencintai hadirnya matahari memang indah
Bukan berarti pula aku membenci salju
Hanya saja aku tak pernah melihatnya
Apakah benar ada?
Kata orang begitu dan aku percaya

Lalu aku mengukir senyuman saat mendengar banyak cerita
Padanan kisah kita hampir sama
Dan aku sebenarnya suka
Namun aku paham
Terkadang lebih dari perlu untuk menahan diri daripada berteman pilu

Iya kata orang terlalu banyak kebetulan
Apa benar begitu?
Kebetulan yang banyak?
Atau sebenarnya ada tangan-tangan tak terlihat sedang melukis memori manis
Yang pada akhirmya memberi pelajaran pada kedua pihak
Itu sungguh tak pernah ada kebetulan semata

Kebetulan yang banyak itu tak ada
Karena aku mempercayai bahkan dua hati dapat menyatu arau terpisah selamanya karena pilihan keduanya
Mengabaikan atau mempedulikan
Iya terkadang alunan melodimu membuatku sedikit paham
Bahwa tak pernah ada kebetulan yang banyak itu

Mungkin ini yang disebut rangkaian memori manis dari atas
...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
28 Januari 2024

Baca juga: Di Sebuah Jalur

16-2.726

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun