Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keajaiban Rindu

5 Januari 2024   07:45 Diperbarui: 5 Januari 2024   07:58 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Pemandangan di Merumatta, Lombok.

Rindu itu sesuatu. Tak urung hati terkadang pilu. Mengapa begitu? Tanya saja pada sang pujangga kata, mungkin dia tahu. Jangan kau layangkan tanya itu padaku. Aku hanya bisa merasa rindu saja.

Dalam diammu kau menatapku. Kau membuatku bingung dan mengira. Apakah sedang ada cinta padamu sehingga kau merindu dan bertanya-tanya?

Rindu itu berbahaya. Rindu itu bisa menyayat sukma. Rindu itu mengendalikan jiwa. Bila dan hanya bila tak bisa mengendalikan rindu dengan saksama. Rindu yang gulana karena cinta. 

Baca juga: Pesona Keajaiban

Namun rindu juga membawa bahagia. Rindu menata kata menjadi diksi bermakna. Rindu kadang disembunyikan dari si pemilik cinta.  Rindu itu, ya ajaib penuh arti.

Inilah sekelumit kisah tentang keajaiban rindu yang tertuang dalam diksi-diksiku hanya karena kau menatapku penuh tanya tanpa ragu dan mengira aku tahu tentang rindu tapi sungguh aku tak tahu. 

.....

Written by Ari Budiyanti

Baca juga: Puisi | Keajaiban

#PuisiHatiAriBudiyanti

Baca juga: Hempasan Rindu

5 Januari 2024

Judul puisi:  terinspirasi oleh diksi "Keajaiban Rindu "dalam komentar yang dituliskan oleh Ayah Tuah dalam salah satu artikel beliau di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun