Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjeda Rindu

3 Januari 2024   22:05 Diperbarui: 4 Januari 2024   11:12 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi FB page Ooxie's Mems

Waktu sibukmu kala itu mengajariku untuk diam. Aku keliru saat mengejarmu dalam tanya. Kau butuh waktu bersama dirimu saja. Iya kala itu aku salah melangkah. Aku takut kau pergi dalam sibuk yang tak terperi.

Padahal bisa semua kubawa dalam doa untukmu yang sedang sangat kurindu. Aku begitu ingin tahu tentangmu. Aku sungguh rindu saat itu.

Kau selalu berpesan padaku berulang kali agar aku pun jaga diri saat kau pergi. Melangkah dalam sibuk yang tak kupahami. Aku menangis dalam diam. Air mata tak terhitung aliran derasnya. Aku sungguh mengkhawatirkanmu namun aku tak tahu harus bagaimana. 

Baca juga: Hempasan Rindu

Kau terus menjauh. Kau terus saja melangkah semakin tak tampak dariku. Itu ternyata jeda waktu yang kau perlu dan aku sungguh harus menjeda rindu. Namun aku tak kuasa. 

Dalam doa-doa malamku selalu ada namamu. Aku sungguh hanya bisa berpasrah memohon pertolongan Tuhan untukmu yang sedang tak kutahu. Aku berharap kau selalu terjaga meski dalam sibuk yang menjauhkanmu dariku. 

Aku semakin memahami arti menjeda rindu dalam kurun waktu yang kemudian. Hingga aku terbiasa oleh pergimu.  Hingga tak lagi ada air mata karena sedihku hilang berita. Namun kau sebenarnya masih di sana dalam rindu yang sama. Mungkin.

Meski dulu ku tak tahu. Kau menyimpannya sendiri pedih itu untukmu. Dalam rentang waktu, kau kini kembali dalam aneka kata. Kau seperti dulu lagi. Memberi kabar padaku sehingga rindu itu terobati. 

Baca juga: Merenda Rindu

Kau yang mengajariku tentang menjeda rindu padamu. Namun aku tak pernah menjeda doa untukmu. Kau selalu dia yang kurindu dalam doa-doa yang tak terjeda. Iya masih sama, dirimu.

Baca juga: Tumpukan Rindu

.....

Written by Ari Budiyanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun