Aku melompat. Saat mendengar sebuah umpat. Kau bilang aku jahat. Kata-katamu membakar emosi sangat. Kau sungguh-sungguh membuatku seolah penuh sengat.
Sakit dan perih oleh kalimat-kalimat tak bermakna. Bukankah itu alasan baik untukku marah. Itu sebuah alasan bagiku tak bersikap ramah. Kau berhasil membuatku jengah.
Namun aku tak mau kalah oleh amarah. Aku tak mau tenggelam dalam pedih hati. Aku tak mau hanyut dalam gejolak kata yang menepikan diri. Aku tahu harus bangkit dari terpuruk yang parah.Â
Ini tentang keputusan dalam pilihan. Menanggapi pahitnya kata-kata dengan pahitnya rasa. Tak akan bisa menyelesaikan sengketa. Ada yang perlu beralih menebar berjuta cinta.Â
Amarah tak boleh berkuasa. Amarah hanya sebuah keputusan diri yang lara. Sepahit apapun keadaan di depan tak pantas membiarkan amarah bertahta. Hati harus dalam tenang kata seterusnya. Hanya bisa dipelajari dalam Diri Sang Pencipta semesta.Â
Berhentilah dikuasai amarah. Berhentilah membuat diri melompat karena kata-kata jahat. Berjalanlah dalam damainya rasa diri. Ayo pergi bersamaku menuju ketenangan surgawi dan tanggalkan amarah.
 .....
Written by Ari Budiyanti
11 Desember 2023.
13-2.701
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H