Dalam seyum yang tertahan aku menatap jendela. Menikmati butir-butir salju turun menyelimuti bumi di bawahnya. Terlihat begitu murni meski dingin hingga menyeruak ingin.
Tak hanya jalanan di depan rumah menjadi sewarna. Dedaunan pun ikut berselimutkan dinginnya putih salju. Hingga akhirnya semakin tebal lapisan salju itu. Mungkin dinginnya di luar sana tak terkira.
Putih salju telah membahana menyeragamkan rasa dan warna. Tak seperti cinta kita yang harus berbeda karena keragaman keyakinan kita. Susah menyatu meski ada rasa ingin. Bukan tak mungkin tapi terlalu banyak yang dikorbankan jika memaksa.Â
Seolah dalam dilema. Seperti indahnya putih salju di luar sana beradu dengan rasa dingin yang mencekam. Nampak indah dalam bingkai foto terabadikan tapi dinginnya memberi gigil yanv sangat.Â
Terkadang tak ada yang lebih memahami ini selain diri sendiri. Asa bergulir perlahan dari butiran kecil hingga menggelinding di atas salju menjadi bola salju yang semakin besar.Â
Pun cintaku padamu semakin lama semakin dalam meski jarak dan ruang memisah terlampau jauh.Namun bersegera bertanya pada diri. Apa perlu bersusah hati? Itu tak perlu, jawabku.
...
Written by Ari Budiyanti
8 Desember 2023
8-2.696
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H