Aku ingin memberitahukan padamu sebuah cerita hari ini. Apa boleh? Sebuah kisah tentang sekeping hati yang sedang merenungi arti diri. Sepenuh sanubari ingin bertanya-tanya. Apa benar itu jalurku dalam sebuah puisi?
Ingin berlari pergi. Ingin menjauhi. Ingin tak ada lagi diksi dalam untaian nada rasa. Namun itu seperti nadi yang terus berdetak. Tak mau dan tak bisa berhenti lagi. Sebesar apapun usaha mengingkari, nyatanya tak bisa.
Puisi adalah pilihan hati. Tentang segala yang tercurah dari lubuk jiwa. Tentang apapun. Kita. Kau, aku, dia, mereka, semua yang mengisi hati.Â
Nuansa rindu, cinta, kasih sayang, ya semua yang mengenang di lubuk hari terdalam. Aku tak kuasa menahannya. Mengalir begitu saja menjadi untaian diksi dalam bait puisi. Lalu dari mana semua ini?
Aku meyakini dalam anugerah Tuhan semua bisa terjadi. Kau, aku, kita, mereka, dia, dan puisi. Jangan berhenti. Buatlah bahagia diri dengan diksi-diksi.
Kau tahu yang ku mau, puisi.
....
Written by Ari Budiyanti
23 November 2023
29-2.681
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H