Kabut putih menebal menutupi indahnya merah muda bunga. Ah yang aku cinta mengapa tiada nampak. Tertutupi pekatnya dalam dingin yang mengusik kalbu. Mengapa?
Aku sungguh tak kuasa menemukan secercah ada dalam perjalanan cinta yang seolah semakin tak ada. Katakan saja padaku mengapa semua menghilang oleh kepedihan sepihak.
Mengapa pergi begitu saja. Seperti hadirnya kabut yang tiba-tiba. Demikian halnya dengan segala keberadaanmu mengapa sirna. Aku berharap menggapaimu dalam cinta yang setara. Namun tak ada daya. Kau pergi lagi  sangat jauh tak terengkuh hati.
Hal indah itu tak pernah selamanya hilang. Pahami itu. Saat angin meniup kabut itu pergi menjauh. Saat mentari bersinar kembali dalam cerah yang terik. Kabut pun beranjak menghilang.
Lalu dalam perjalanan yang makin naik nampaklah bunga-bunga indah merah muda itu. Membuat sepasang netra terpukau oleh cinta.Â
Lalu ada tanya bertalu-talu di hatiku. Apakah cinta itu ada?
.....
Written by Ari Budiyanti
17 November 2023
26-2.678
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H