Aku sedang berjalan mengitari memori. Merenungkan masa kini. Berkutat dengan masa lalu. Kemudian langkahku tertahan di bawah semaraknya bunga tabebuya.Â
Aku melihatnya tanpa sengaja. Saat kedua netra memandang bunga-bunga berguguran. Berserakan di tanah namun tetap indah. Aku segera menengadah.Â
Bunga tabebuya mekar di angkasa. Semarak, gemerlap di musim panas yang terik. Membuat hati makin tertarik. Melihat begitu banyak hal unik. Menyertai perjalanan diri yang sedang menukik.Â
Tak mau terjatuh, terhempas kecewa. Tak mau habis resah yang tak kentara. Itu hanya masa lalu yang berduka. Ingin kini meraih kebahagiaan semata. Tanpa sekedar melepas memori namun bergayut dalam arti.Â
Semua terjalin satu persatu dengan menawan hingga langkah kaki tertahan.tak ada yang bisa menghempas kenangan. Sekuat apapun bayangan. Tetap saja melaju dan berjalan.
Di bawah tabebuya aku menemukan makna. Tak serupa dengan dunia yang berubah asa. Sejenak mungkin kaki bisa tertahan di bawah tabebuya. Namun ada ingin terus melanjutkan hidup dengan sepenuh jiwa.
.....
Written by Ari Budiyanti
13 November 2023
22-2.674
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H