Menari di atas luka yang samar. Di atas kokohnya kedua kaki yang mulai lemah. Hanya tergores kenangan lama yang tak lagi indah. Bagaikan penyuara batin yang tak tentu kabar.Â
Mungkin tersirat rasa pedih mendalam. Terkurung oleh banyaknya luka yang tertoreh. Akankah ada yang mampu menyembuhkan segera. Karena sebentar lagi kenangan baru akan datang.
Masakan aku menolak megahnya kata yang halus terbalut rindu. Dan aku sungguh tak bisa menolak luka. Karena di atasnya aku masih harus terus menari.Â
Masih banyak yang tak jua memahami. Sesungguhnya itulah sedang kuhadapi. Sebuah luka yang di atasnya memaksaku menari saja.Â
......
Written by Ari Budiyanti
7 November 2023
13-2.665
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H