Sudah lama menyendiri dalam hitungan waktu yang terus berlalu masa demi masa. Kadang ada yang mencibur terhadap sunyiku. Kadang ada pula yang menyemangati sepenuh hati. Lalu tak jarang pula yang bahkan tak peduli. Bukankah itu hidupmu? Kata merekaÂ
Iya itu lebih baik. Tak usah peduli pada sepiku karena ini tak ada kaitan denganmu. Meski kadang dalam hati masih ada secercah asa untuk kebersamaan dengan kekasih jiwa dalam rahasia.Â
Sendiri menemui sunyi mnguntai hening pada sudut nurani yang mendamba dengan tersembunyi. Tapa sadar terucap berulang dalam hati. Kakak. Panggilanku padamu yang sedang mengisi hari-hari heningku.Â
Tanpa ada banyak kata di antar kita. Namun ada banyak rasa di dalam hatiku. Seperti puisiku sebelumnya. Mungkin memang lebih baik sendiri tanpa kemungkinan terluka atau meluka.Â
Mengejar berlari menuju kesempurnaanmu juga tak mudah. Cinta membuatku mengira kau segalanya. Logika mengajariku berhenti bermimpi.meski hati menyimpan cinta terdalamku padamu kakak, namun aku sadar diri terkadang cinta tak selamanya bersatu.Â
Apapun itu, aku mau menjalani hidup sejati meski dengan atau tanpa cinta yang kudamba dari kamu yang kupanggil dengan sebutan Kakak.
I love you Kakak
....
2 November 2023
Written by Ari Budiyanti
6-2.658
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H