Hati yang seperti tercabik-cabik rasa, kala semua pergi melambaikan tangan padahal jiwa pemiliknya sedang luka
Lalui setiap pesona yang melintas di memori dalam sedu sedan asmara
Dalam tanya yang bertubi-tubi apakah masih saja ada kenangan sejumput rasa
Bahwa perjalanan masih panjang di hadapan mengapa juga masih saja ada ragu yang menghalang?
Bukankah tak perlu mengulurkan tangan tanda persahabatan jika akhirnya pergi tanpa pesan
Kau tahu? Aku ini adalah seorang yang tak pernah mau terlupakan, hanya jika terpaksa maka langkahku mengikutimu dengan arah yang berlawanan
Dan kita semakin menjauh karena langkah yang tak pernah sama arah
Pada akhirnya mungkin kita akan saling melupakan dalam rajutan memori lama yang tak pernah membentuk lukisan
Namun sesungguhnya aku tak permah mau terlupakan, apakah kau mengerti ini?
....
Written by Ari Budiyanti
2-2.576
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H