Bahkan dikatakan kalau buku bisa dikembalikan seandainya tidak cocok isinya. Asal bandrol harga masih tercantum dan kondisi buku masih seperti semula. Saya sangat heran ada toko buku yang bersedia seperti meminjamkan bukunya untuk dibaca sebagian dan kalau pembeli tidak suka isi buku, buku bisa dikembalikan.Â
Meski saya tidak pernah demikian, yaitu tidak pernah mengembalikan buku yang sudah saya pilih, tapi saya merasa mungkin ini daya tarik tersendiri buat pembeli tertentu ya.Â
Saya hanya sering merasa kagum sama penulis atau pengarang buku, koq bisa ya menulis buku tersebut.Â
Sekarang saya juga sudah berhasil beberapa kali menerbitkan buku karya saya. Ternyata bisa juga ya. Loh jadi curhat. Lanjut ya.
Dua, toko buku lainnya yang memberi suasana homy atau berasa di rumah sendiri. Jadi ada sebuah rumah yang dijadikan toko buku. Di bagian tengan rumah ada semacam ruang terbuka yang di beri buku-buku untuk dipilih. Lalu ada ruang-ruang khusus untuk dijadikan tempat memamerkan aneka jenis buku.Â
Tentu saja setiap ruang diberi tema sehingga buku yang dipamerkan untuk dibeli juga sesuai tema ruangan. Misalnya pendidikan maka buku-buku yang ada dalam ruangan tersebut hanya yang berkaitan dengan tema besar pendidikan.Â
Toko buku itu terbilang besar dan nyaman. Saya tidak tahu apakah toko buku itu masih beroperasi sampai sekarang atau tidak.
Kedua toko buku yang saya ceritakan ini sangat berkesan. Saya sedang membayangkan seandainya dua jenis toko buku tersebut menambah jam waktu bukanya menjadi 24 jan sehari apa mungkin ya?
Memang ada aturan jam kerja karyawan di Indonesia sehingga tidak terjadi eksplorasi berlebihan pada tenaga kerja. Saya hanya membayangkan saja seandainya ada dan bisa dibuka di Indonesia apakah juga akan ada pengunjungnya pada jam-jam tidur?
Saya tidak tahu. Alih-alih memikirkan hal tersebut agar terwujud, saya memilih membuat perpustakaan pribadi saja buat saya. Jadi sewaktu-waktu ingin baca buku, tinggal ambil dari koleksi saya. Malam hari saat mengalami insomnia, bisa membaca buku milik sendiri.