Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.992 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 1-12-2024 dengan 2.384 highlights, 17 headlines, 112.227 poin, 1.131 followers, dan 1.311 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Catatan Hati (Tentang Flexing)

19 Maret 2023   11:59 Diperbarui: 19 Maret 2023   20:04 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Getty Images/iStockphoto/Deagreez via wolipop.detik.com

Mengenai flexing, hal ini sudah banyak artikel yang ditulis oleh rekan-rekan kompasianer dan para penulis lainnya. Saya tidak akan menambahkan pengertian tentang flexing ini. Saya hanya ingin menceritakan pengalaman saya saja dalam artikel ini.

Dulu, sebelum saya serius menggeluti dunia tulis menulis, sebenarnya aneka foto sudah saya kirim di media sosial khususnya facebook. Saya menggunggah berbagai pengalaman seru bersama keluarga, teman, siswa, atau rekan sekerja. 

Sepertinya memang menyenangkan dan seperti mengunggah kenangan lama. Itu dulu. Namun sejak beberapa tahun terakhir muncul peraturan di sekolah tempat saya mengajar kalau guru dilarang mengunggah foto siswa di media sosial mereka. Iya sudah. Saya mengikuti peraturan tersebut. 

Yang terlanjur diunggah di media sosial bagaimana? Sebagian saya hapus kalau ketahuan oleh saya. Meski demikian ada sedih di hati saya

Ada kalanya saya juga ingin mengunggah foto bersama siswa-siswi saya di sekolah. Saya lihat beberapa teman guru dari sekolah lain melakukannya juga di aneka media sosial namun tidak ada masalah bagi mereka. Iya beda yayasan atau sekolah pasti ada perbedaan aturan.

Dokpri
Dokpri

Tak hanya itu. Salah satu anggota keluarga saya juga meminta saya tidak lagi mengunggah foto-foto kebersamaan kami di media sosial. Juga kebersamaan dengan keluarga besar dia. Iya saya harus belajar menghargai permintaan keluarga saya tersebut. 

Akhir-akhir ini media sosial saya hanya dipenuhi dengan postingan tentang aneka karya saya di Kompasiana dan beberapa platform lain. Saya juga sering membagikan quote atau kata-kata inspiratif di media sosial saya. 

Lalu kalau saya melakukan hal tersebut apakah juga masih dianggap sebagai kesalahan? 

Dokpri tangkap layar Kompasiana
Dokpri tangkap layar Kompasiana

Semisal tulisan saya ada yang mencapai kategori Nilai Tertinggi di Kompasiana atau bahkan bisa masuk kategori Terpopuler umum sehinga muncul di halaman depan Kompasiana. Apakah hal tersebut juga masih dipermasalahkan?

Ingat, saya bukan penulis populer yang dengan mudahnya mendapat banyak pengunjung dalam tulisan saya. Tentu saja jika sesekali tulisan saya masuk dalam kategori Nilai Tertinggi dan Populer, itu membuat saya senang bukan? 

Saya rasa itu wajar buat saya pribadi. Entah dengan teman-teman pembaca dan penulis lainnya. Kita beda pendapat dalam hal ini tidak masalah kan?

Dokpri tangkap layar Kompasiana
Dokpri tangkap layar Kompasiana

Ah sudahlah. Saya bukan hidup sebagai people's pleasure kan? Maksudnya saya bukan hidup untuk sekedar menyenangkan semua orang bukan?

Saya jadi terkesan protes ya dalam tulisan ini. Tapi sudahlah. Ini gaya saya. Apakah pembaca menyukai atau tidak, itu kebebasan Anda semua. Hanya saja, jangan selalu menjadikan patokan hidup Anda pada orang lain. Tak selalu sama. Juga tak selalu menyenangkan. 

Saya masih sesekali membagikan foto ketika saya jalan-jalan tapi terpaksa foto sendirian. Untuk menjaga hati rekan seperjalanan atau iya untuk privacy mereka juga. Saya sih bukan bermaksud pamer sebenarnya, namun seringkali orang berpikir demikian.  Saya bisa apa? 

Dokpri 
Dokpri 

Mungkin di lain kesempatan saya akan menuliskan tentang hal lain saja. Misal harta kekayaan saya sebenarnya buku-buku. Kapan-kapan saya ceritakan ya pengalaman saya dengan buku-buku koleksi saya. Semoga saya tidak dianggap pamer buku di Kompasiana. 

Tapi apapun pendapat pembaca, saya menghargainya. Beda pendapat adalah hal biasa. Mari menghadapi dengan ketenangan. 

Pada akhirmya, jika setelah ini atau akhir-akhir ini akan jarang muncul foto-foto saya bersama keluarga besar itu semua semata-mata adalah permintaan mereka yang tidak mau anggota keluarganya terekspos di media sosial. 

Baiklah. Saya menerimanya dan belajar menghargai pula keputusan tersebut.

Salam hangat dariku seorang yang suka menulis. 

....

Written by Ari Budiyanti

19 Maret 2023

19-2.503

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun