Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Coklat Valentine dan Kartu Berhiaskan Bunga

18 Februari 2023   22:00 Diperbarui: 18 Februari 2023   22:05 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Awas diabetes"  kata seorang teman pada saya ketika melihat foto coklat yang saya kirim padanya. "Makannya, bareng anak-anak juga koq" jawab saya spontan. Setelah itu ada tawa lega di antara kami.

Jujur ya, saya sebenarnya belum terpikir sebelumnya untuk menghabiskan coklat itu bersama anak-anak. Jawaban itu spontan saya berikan pada teman. Just it. Tapi saya malah jadi berpikir lanjut, ide berbagi coklat dengan anak-anak bagus juga.

Valentine's day yang lalu memang membuat saya seringkali seperti "panen" coklat. Tak mungkin pula saya menghabiskan semua coklat itu sendiri. Saya sempat menanyakan pada beberapa anak apakah mereka juga mendapat coklat dari orang tua mereka.

Dokpri
Dokpri
Sebagian besar anak menjawab tidak. Memang Valentine's Day tidak dirayakan oleh semua orang. Hanya sebagian dari orang-orang yang merayakannya. Saya juga tidak ingin mereka tidak tahu sama sekali apa itu Valentine's Day yang selalu viral pada tanggal 14 Februari.


Saya tanya pada mereka apa boleh makan coklat? Menurut mereka, diijinkan pula oleh orang tuanya asal tidak banyak-banyak. Akhirnya coklat yang saya dapat pun dibagi-bagi. Setiap anak mendapat satu keping coklat, bukan satu batang coklat ya. Tidak banyak kan?

Setelah saya hitung jumlah batang coklat yang saya dapat cukup untuk semua anak. Masing-masing dapat 1 keping coklat. Satu batang coklat terdiri dari 6 keping coklat yang disatukan.

Seru juga memakan coklat bersama mereka. Meski tentu saja saya jadi hanya kebagian sedikit saja tapi kebahagiaan berbagi dengan mereka ternyata lebih membahagiakan. Saya ingatkan mereka untuk menyikat gigi di rumah setelah makan coklat.

Ingat, tidak boleh memberi banyak coklat pada anak, karena bernahaya bagi kesehatan mereka jika berlebihan. Bisa memicu diabetes juga ya apalagi jika tidak terkontrol.


Saya juga membeli wafer coklat untuk diberikan pada teman-teman guru di sekolah. Sebenarnya saya hanya ingin berbagi kebahagiaan saja. Tidak lebih. Saya menjelaskan pada mereka bahwa sebenarnya Valentine's Day bisa dirayakan setiap hari.

Menunjukkan kasih sayang bisa dilakukan dalam keseharian mereka tidak hanya dalam bentuk coklat pada waktu hari Valentine saja. Ini hanya simbol yang diperingati banyak orang. Tidak ada kewajiban memberi coklat, dan sebagainya.

Dokpri
Dokpri
Saya juga mengajarkan pada mereka untuk menunjukkan kasih sayang pada orang tua mereka dengan membuat kartu ucapan berhiaskan bunga dari kertas krep. Mereka menyukai ketika ada kesempatan memberi pada orang tua yang sangat mereka kasihi.

Saya senang melihat mereka bahagia bersama. Memperhatikan orang-orang di sekeliling mereka dengan tulus. Valentine's day hanya sebuah moment saja untuk menunjukkan kasih sayang pada sesama. Kenyataannya, menunjukkan kasih sayang dan perhatian pada sesamabisa dilakukan setiap hari.

Memberi itu jauh lebih membahagiakan dari pada sekedar menerima. Mereka juga tahu itu. Mereka memberi kartu kasih sayang pada orang tua masing-masing sebagai tanda perhatian anak-anak. Memang sepertinya tak seberapa tapi membahagiakan.

Setiap anak menghias kartunya dengan ucapan dam gambar menarik untuk orang tua mereka. Lalu di bagian depan kartu diberikan hiasan bunga yang mereka buat sendiri. Tentu saja cara membuat hiasan bunga diajari oleh saya.

Anak-anak tak hanya membutuhkan banyak nasihat baik, mereka juga butuh teladan nyata dari kita orang dewasa untuk berbagi kebaikan, juga menghargai perhatian orang lain pada kita. Kita memberi pafa sesama karena sudah merasakan lebih dahulu banyak mendapat pemberian dari Tuhan.

Bagaimana dengan Anda? Sudahkah mengajak orang di sekitar Anda berbagi kebaikan?

Salam kebajikan.

....
Written by Ari Budiyanti
18 Februari 2023

17-2.479

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun