puisi natal dan semua sudah saya tayangkan di Kompasiana pada tahun 2022. Apakah teman-teman sudah membacanya?
Tahun 2021 saya menulis 7Saya memang suka berpuisi dan sebenarnya sangat terobsesi bisa melihat salju musim dingin di negara 4 musim. Ah itu dulu, sangat ingin. Namun saya sadari kalau tak bisa semua terpenuhi kan?
Bila diberikan Tuhan, pasti itu kebaikan buat kita. Jika Tuhan menahannya dari kita, itu pun yang terbaik dalam pandangan-Nya. Setidaknya menurut saya demikian. Bagaimana dengan Anda?
Setidaknya di musim Natal ini saya sudah membagikan 7 puisi bertema Natal dan toleransi. Natal sebenarnya milik segala bangsa yang mempercayainya. Natal itu membawa damai dalam hati.
puisi Natal saya. Puisi tersebut adalah:
1. Natal di Suatu Masa
2. Toleransi dalam Keluarga
3. White Christmas
4. Bukan Kisah Snowman
5. Pohon Natal dan Kado-Kado
6. Lilin Natal Perekat Pekat Malam
7. Natal dan Toleransi
Apakah teman-teman sudah menyempatkan diri membacanya?
Puisi-puisi di atas sebenarnya sebuah rangkaian cerita natal dan damai yang dibawanya. Natal yang pertama, iya terjadi pada suatu masa di mana saya pun belum ada. Namun cerita Natal ini sungguh nyata terjadi. Bukan hanya dongeng semata.
Natal dirayakan dalam kebersamaan yang hakiki. Bahkan keluarga besar yang mempunya beraneka keyakinan bisa mengembangkan toleransi  dengan memberikan ucapan selamat pada saudara-saudara yang merayakannya.
Bukan hanya itu saja, Natal yang dirayakan di negara empat musim kadang bertepatan dengan musim dingin/winter dan sering begitu. Kadang ada nuansa salju melingkupi Natal membuat orang banyak menyebutnya sebagai Natal Putih atau White Christmas.
Buat saya itu terdengar romantis. Juga ketika ada banyak manusia salju dibuat menghias halaman depan rumah-rumah. Sepertinya seru. Meski Natal bukan tentang kisah manusia salju namun kehadiran boneka manusia-manusia salju ikut juga menyemarakkan Natal.
Anak-anak kecil juga mungkin dengan sederhana berpikir akan mendapat kado Natal cantik di bawah pohon Natal. Tentu saja dari orang-orang yang mengasihi mereka dan peduli pada mereka.
Pada akhirnya Natal sungguh diharapkan menjadi sebuah kesempatan untuk mengembangkan sikap toleransi antarumat beragama. Iya dengan  sesama penghuni semesta. Kau, saya, dia, dan mereka. Bagaimana?
Natal itu memberi kabar sukacita dan damai bagi dunia. Jadi sambutlah dalam kebahagiaan yang hakiki. Jauhkanlah benci dari hati karena sesungguhnya Natal itu suci dan mulia. Kelahiran Juruselamat yang dirayakan dan dilihat semesta pada suatu masa.Â
Meski ada pekat malam namun karena terang kasih yang besar datang bersama Natal, ada damai melingkupi hati. Pekat malam pun menjadi ikut terang kembali.
Kau, aku, dia, dan mereka mungkin belum ada saat natal pertama hadir di dunia namun kesederhanaan, kasih sejati dan damai yang melingkupinya turun temurun dirasakan dari masa ke masa.
Seperti masa sekarang, bahkan saya bisa menuliskan 7 puisi Natal untuk semua kawan yang berkenan membacanya. Selamat menyambut Natal bagi semua pembaca yang memperingati dan merayakannya.
Salam damai bagi semua
...
Written by Ari Budiyanti
15 Desember 2022
23-2.401
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H