Mempunyai buku karya sendiri, pernah menjadi salah satu cita-cita saya. Setiap kali melihat tumpukan buku yang menggunung baik di perpustakaan, toko buku, atau di manapun jua, selalu berharap ada 1 buku dengan nama saya sebagai pengarang atau penulis buku tersebut.
Iya, sebuah keinginan sederhana yang membuncah di hati saya.
Keinginan tersebut tak pernah saya matikan. Terus hidup dan berkembang di batin saya sambil saya terus membaca buku-buku lain dan menulis berbagai artikel di media sosial.Â
Kompasiana menjadi salah satu media pilihan untuk terus menulis. Bahkan setelah menulis di Kompasiana, saya juga mengenal banyak penulis dari berbagai profesi.
Hal lain yang tak kalah penting, ternyata kesempatan menulis buku terbuka dan berawal dari sini. Saya tak pernah menyangka sebelumnya. Sungguh.
Saya bagikan puisi-puisi yang saya tulis tanpa jeda. Setiap hari hampir selalu ada puisi. Iya, saya menjaga konsistensi dalam berpuisi selain karena inspirasi yang terus muncul di hati hingga ada sebuah buku kolaborasi puisi dengan beberapa penulis.
Selain buku kolaborasi puisi tersebut ada juga karya lainnya di mana ada puisi saya dan puisi Sahabat Puisi di mana saya juga masuk di dalamnya. Buku itu berjudul Aksara Bermakna.
Itulah dua buku kolaborasi yang memuat karya fiksi saya.
Sementara itu ada 1 buku puisi karya saya sendiri berjudul Bunga-Bunga Puisi Hati. Dalam sebuah kesempatan event menulis, saya berhasil menyelesaikan 40 hari tanpa jeda. Jadilah buku puisi perdana saya.
Selain buku Jejak Literasi Ari Budiyanti, ada beberapa buku hasil Kolaborasi saya dengan penulis-penulis yang saya kenal. Di antaranya adalah:
1. Semua Bisa Menulis
2. Ayo Menulis
3. The Golden Gifts
4. Kelas Teknik Fotografi
5. Perempuan dan Sinema
Luar biasa cara Tuhan. Saya mengikuti banyak event menulis di Kompasiana maupun website Secangkir Kopi Bersama yang akhirnya menjadi semacam perpanjangan tangan Tuhan hingga terwujudlah buku-buku tersebut.
Empat judul buku cerita anak karya saya tersebut adalah:
1. Lala
2. Didi and Lisa
3. Three Friends
4. A Little Duck and A Little Cat
Keempat buku di atas sudah dimiliki anak-anak di penjuru Nusantara. Mulai pulau Jawa, Kalimantan, NTT, dan Papua.
Bagaimana bisa? Tentu saja dengan mengirimkannya ke tempat-tempat tersebut. Di pulau Jawa khusunya meliputi kota: Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, Solo, Salatiga, Purwokerto, Tangerang, Kediri, Malang, dan Surabaya.
Nah itulah cara sederhana saya berliterasi sampai ke ujung Indonesia. Jangan salah ya, buku-buku anak karya saya juga sudah pernah saya kirim ke Amerika dan Brazil. Sungguh sebuah kesempatan saya bisa punya teman/kenalan di Amerika dan Brazil melalui media sosial. Semoga buku-buku itu masih mereka simpan ya. Amin.
Saya juga pernah memberikan keempat buku cerita anak karya saya tersebut ke Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina waktu Kopdar terakhir di Perpusnas.. Semoga bisa dibawa ke Australia juga dan dibacakan ke cucu-cucu Beliau berdua di sana. Amin. Semoga ya.
Itulah kisah sederhana cara saya berliterasi melalui penulisan buku-buku baik karya sendiri maupun Kolaborasi. Tetap berkarya kawan.
Salam edukasi dari saya, seorang guru yang suka berpuisi.
...
Written by Ari Budiyanti
9 Oktober 2022
14-2.326
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI