Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.953 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 27-10-2024 dengan 2.345 highlights, 17 headlines, 111.175 poin, 1.120 followers, dan 1.301 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sahabat Puisi Merangkai Untaian Diksi dari Hati

1 Oktober 2022   17:13 Diperbarui: 1 Oktober 2022   17:22 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa di sini yang suka berpuisi? Saya.
Siapa yang suka membaca puisi? Saya.
Wah serba saya ya. Ini sebuah kisah nyata dari saya dengan segala karya.

Puisi menjadi tulisan terdepan ala saya. Artinya kumpulan tulisan saya di Kompasiana paling banyak dalam kategori Fiksiana dengan subkategori Puisi. Saya memang suka berpuisi, merangkai diksi dari hati dan menjadikannya kenangan abadi untuk diri saya pribadi.

Bagaimana caranya? Sederhana. Saya membaca puisi saya dan juga menyukainya. Membaca puisi lebih untuk menentramkan hati sendiri. Membaca dalam hati. Jarang saya membaca puisi di depan umum. Meski pernah juga.

Saat saya mengajar di sekolah tentang karya puisi, tentu saja saya membacakan puisi di depan murid-murid di kelas. Saat bersama keluarga, khususnya Ibunda tercinta, juga pernah saya bacakan puisi.

Dalam ulang tahun Pak Thamrin Dahlan, saya membaca puisi. Dalam acara webinar seorang teman, saya juga diminta baca puisi karyanya. Dan terakhir saya pernah membaca puisi di depan rekan-rekan penulis YPTD dan Kompasianer yang datang acara Kopdar bersama Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina.

Sungguh kesempatan berharga bisa membacakan puisi pula di depan umum.

Tak hanya itu, saya juga bertemu dengan para sahabat penulis pencinta puisi yang selalu bersedia berkolaborasi dengan saya. Ya kami sepakat dengan nama Sahabat Puisi sebagai Nama Pena.

Sayang sekali mereka tidak berkenan identitasnya diketahui. Saya sendiri heran. Mereka hanya mau dikenal sebagai Sahabat Puisi. Baiklah. Saya ikuti saja kemauan teman-teman saya ini.

Sahabat Puisi dalam hal ini terdiri dari 4 orang termasuk saya. Kami saling bersahut-sahutan bait puisi, merangkaikan diksi-diksi dari hati dan memberikan karya kami kepada komunitas Inspirasiana untuk tayang di akun mereka di Kompasiana. Tentu saja dengan mengusung nama pena yang sama, Sahabat Puisi.

Jangan protes ya. Oke, kata sahabat memang menyatakan satu pribadi atau satu orang. Kami meleburkan karya kami bersama menjadi satu karya bersama milik Sahabat Puisi. Berkat kebaikan Bu Siska Dewi, ada 4 karya kami yang diangkat menjadi bagian dari buku Bunga Rampai kedua Inspirasiana. Buku berjudul Aksara Bermakna.

Di dalam buku tersebut ada banyak karya para penulis kontributor di Inspirasiana. Empat karya diantaranya adalah karya Sahabat Puisi. Seru ya. Tak menyangka kalau akhirnya karya kami ikut dibukukan.

Karya kami, Sahabat Puisi yang ikut dibukukan adalah:
1. Perjuangan dan Doa
2. Kidung Natal dan Tahun Baru
3. Seruni dalam Dekapan Sunyi
4. Bait-Bait Rindu

Keempat karya di atas bisa dibaca di akun bersama Inspirasiana di Kompasiana. Bisa cek masing-masing ya.

Ini sebuah kebersamaan yang indah untuk kami berempat. Menguntai aneka diksi dari hati menjadi karya puisi menginspirasi. Sungguh berharap menjadi rangkaian Aksara Bermakna bagi para pembaca di mana pun berada.

Iya, mereka sahabat-sahabat dari hati. Mempunyai semangat literasi yang membangkitkan inspirasi. Saling berbagi cerita suka dan duka dal kebersamaan yang penuh persahabatan. Semoga persahabatan kita abadi dan karya kita terus ada, Sahabat Puisi.

Satu puisi pernah kuuntai untuk Sahabat Puisi. Bisa ya di baca dalam puisiku berjudul: Tak Pernah Sepi.

Dokpri: tangkap layar akun Kompasiana Ari Budiyanti
Dokpri: tangkap layar akun Kompasiana Ari Budiyanti

Salam untuk Para Sahabat Puisi
Salam literasi
Salam puisi hati
Salam Diary Ari
...

Written by Ari Budiyanti
1 Oktober 2022

2-2.314

Spesial for Sahabat Puisi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun