"Sa, kamu ga mudik lebaran? Kan libur lumayan lama, " tanya Maria
"Nggak Mar. Mudik juga ga ada yang kangen sama aku. Paling yang dikangenin duitku aja."
Duit lagi, duit lagi. Itu yang ada di kepala Sasa. Rasanya yang dikerjakan sepanjang hidup hanya mencari uang (duit) dan tak ada waktu untuk menikmati kehidupan dengan cara lain. Iya cara-cara yang membahagiakan.
"Kalau begitu, ikut ke rumahku aja. Mau? " ajak Maria hangat pada sahabatnya, Sasa.
Sasa sempat berpikir sejenak. "Tapi Mar, kan itu liburan, kamu pasti ada acara keluarga, nanti malah aku merepotkanmu."
Maria tertawa. "Kamu kan juga udah kayak keluarga buat aku. Lumayan 1 minggu dari pada tinggal di tempat kos saja. Sendirian. Teman-temanmu mudik semua kan?"
"Iya. Baiklah. Kapan berangkat?" Sasa akhirnya memutuskan ikut Maria mudik ke rumah sahabat karibnya.
"Nanti malam. Aku jemput ya. Kita mudik naik mobilku aja. Eh tapi kalau aku capek nyetir, gantian ya, " terdengar tawa renyah sahabatnya di ujung panggilan.
"Beres," Â kata Sasa dengan gembira dan semangat. Akhirnya liburannya tidak sepi.
Perjalanan mudik hingga tiba di rumah Maria.
Maria tidak merayakan Idul Fitri karena keluarga Kristiani. Sementara Sasa merayakan Idul Fitri. Maria mengantar Sasa pergi ke masjid terdekat naik mobil. Sasa menjalankan ibadah dengan khidmat, Maria menunggu di mobil.