Hari yang sepi, Anggi kembali sendiri. Sita sudah pulang ke rumahnya. Angga kakak kesayangannya juga sudah mulai sibuk bekerja. Tak ada lagi kabar berita untuk saat ini. Sementara itu, sebenarnya rasa pedih di hati Anggi belum sembuh benar.
Anggi sadar, ada kalanya dan sering begitu, satu-satunya tempat perlindungan adalah Tuhan. Tak pernah berhenti Anggi berdoa agar hatinya kembali bisa merasakan tenang dan damai seperti dulu.
Jika sebuah relasi yang pernah terjalin hanya membuatnya merasa hancur hati, mengapa harus dilanjutkan. Kebaikan sebesar apapun yang sudah diterima jika akhirnya hanya menorehkan luka yang menyakitinya untuk apa lagi diharapkan.
Anggi sadar, kesalahan pada dirinya yang terlalu lebar memberi ruang di hatinya untuk sebuah kisah yang tak seharusnya. Sejak awal harusnya dia tahu bahwa perasaannya itu tak mungkin bersatu.
Jika sudah tahu tak mungkin ada relasi lebih, bukankah persahabatan itu seharusnya cukup. Entah sejak kapan Anggi mulai melibatkan emosinya dan ini hasilnya. Dia tersiksa sendiri oleh rasa rindu yang seharusnya tak pernah boleh ada.
Iya, ini sebuah rindu terlarang.
Anggi sadar, nasihat kakak Angga dan sahabatnya, Sita sangat benar. Ini hidupnya dan dia harus bahagia. Jika salah satu kebahagiaannya itu ada di dalam menulis, maka itu yang harus dipertahankannya.
Jangan sampai rasa sakit di hatinya mengalahkan rasa positif lainnya yang dia miliki. Mana boleh begitu. Anggi sadar betapa dia harus bisa kembali belajar mengendalikan hatinya dengan bijaksana. Sebuah rindu terlarang harus diakhiri keberadaannya.
Mengakhiri rindu, itulah yang akan Anggi lakukan. Persahabatan yang sudah terjalin dengan seseorang yang telah menyiksa batinnya juga harus segera diakhiri. Meski mungkin orang tersebut tak pernah tahu akibat dari perbuatannya sangat melukai Anggi.
Mungkin juga tanpa Anggi sadari sikapnya sudah melukai persahabatan mereka. Sebuah persahabatan yang harus dia akhiri jika ia ingin mengobati luka dalam hatinya. Sampai mungkin suatu saat nanti dia bisa merasakan kembali kalau hatinya sudah baik-baik saja.