Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasihat Kakak (Bagian 4: Cerbung Rindu Terlarang)

20 Maret 2022   19:33 Diperbarui: 20 Maret 2022   22:07 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pixabay.com

*Sebelumnya*

Kata-kata Sita tercekat tak jadi keluar. Kalimat terakhir yang dikatakan Anggi barusan membuatnya sadar. Ternyata hati Anggi belum sembuh benar dari rasa sakit karena rindu berat. Persis seperti yang diceritakan saat itu.

Ternyata untuk seorang penulis seperti Anggi, perasaan sangat memengaruhinya. Perasaan sakit di hati karena rindu tak semudah itu ditepis begitu saja oleh sohib kentalnya itu. Bahkan Anggi sampai ingin sekali bisa melupakan perasaan terdalamnya itu.

"Apa aku cerita aja ya ke Mas Angga. Bagaimanapun Anggi kan punya kakak yang sangat sayang padanya. Pasti dia peduli dengan keadaan Anggi saat ini."Sita melamun sambil bercakap-cakap dengan pikirannya sendiri seusai makan semangkok bakso di kedai depan kos Anggi.

"Ta, astaga itu minumanku. Jangan kau ambil pula lah." Tanpa sadar Sita mengambil gelas berisi minuman yang dipesan Anggi dan meminumnya.

"Eh, keliru, maaf. Terlanjur Nggi. Kamu pesan minum lagi aja ya yang baru," Sita malu sendiri karena terlanjur minum dari gelas milik Anggi. Memang sih masih utuh. Anggi memang kebiasaan tidak mau minum sebelum selesai makan.

"Nggak usah Ta. Aku nanti minum di kos aja. Deket juga, tinggal nyebrang."
Anggi malas aja nungguin minuman pesanan yang baru. Kadang lama.

"Yuk pulang. Aku udah selese."
Setelah melakukan pembayaran 2 mangkok bankso dan 2 gelas es teh manis, mereka beranjak ke kos Anggi.

Tiba-tiba HP Anggi berdering. Ada suara panggilan dari Angga, kakaknya yang jauh di Lombok.

"Halo Mas, tumben nelpon Minggu siang begini. Ada apa?"

Angga bercerita kalau dia sedang di sirkuit Mandalika, menjadi saksi sejarah menyaksikan sendiri persiapan MotoGP 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun