PJJ masih juga berlangsung di area tempat tinggal saya. Dengar-dengar sudah akan ada kebijakan PTMT lagi di sekolah kami. Mungkin akhir Maret atau bulan April nanti dilaksanakan.
Pembelajaran Jarak Jauh atauMenarik dan seru menurut saya. Tak sabar bersua langsung dengan siswa di gedung sekolah. Meskipun di beberapa daerah, saya dengar kebijakan PTMT sudah dan masih dilaksanakan, tidak di tempat saya tinggal. Alasannya masih sama, pandemi.
Sebenarnya ada banyak moment hilang yang saya rasakan dengan pembelajaran daring ini atau PJJ. Salah satunya berkenaan dengan kegiatan menanam dan merawat tumbuhan di sekolah.
Dulu sebelum pandemi, anak-anak menyiapkan botol plastik bekas dari rumah untuk dijadikan pot buatan. Mereka menanam tanaman di sekolah. Guru menyiapkan tanah sebagai media tanam. Selain itu juga menyiapkan bibit tanaman untuk ditanam
lingkungan tempat mereka tinggal dengan menjaga kelestariannya.
Ini adalah kegiatan menarik yang selalu saya lakukan bersama siswa dari tahun ke tahun. Cara tersebut mampu menolong siswa untuk peduli pada alam, mencintaiSaya bahkan sering membagikan aneka jenis biji tanaman bunga untuk mereka tanam di rumah. Misalnya biji bunga matahari, bunga kertas, bunga pukul empat, bunga pacar air dan lain sebagainya.
Pandemi mengubah terlalu banyak hal. Aktivitas menanam bibit tumbuhan bersama siswa juga tak bisa dilakukan lagi. Lalu apakah saya berhenti di sana? Tentu tidak.
Saya masih tetap memotivasi siswa untuk mencoba menanam tumbuhan di rumah. Salah satu siswa bercerita pada saya kalau dia mencoba menanam biji kacang hijau di gelas plastik bekas dengan media tisu. Tisu diberi air secukupnya agar tanamannya tidak layu.
Saya memberitahukan bahwa tanaman tersebut bisa dipindah ke media tanah agar tumbuh lebih besar, bisa berbunga, hingga berbuah. Saya juga pernah mencoba menanam biji kacang hijau dengan media tanah bahkan sampai berbuah.Â
Meskipun siswa melakukan aktivitas ini di rumah masing-masing, namun mereka senang. Ada memang beberapa siswa yang bercerita tentang tanaman yang sudah ada di halaman rumah mereka.
Meski menurut pengakuan mereka, yang merawat tanaman di rumah adalah orang tua. Saya memotivasi agar anak-anak juga ikut terlibat dalam merawat tanaman yang sudah ada di rumah.
Cara ini sepertinya nampak sederhana, namun jika ditanamkan sejak kecil, diharapkan agar anak-anak bisa menunjukkan sikap peduli lingkungan. Jadi mereka ada ketertarikan mencintai lingkungan alam sejak dini.
Dokpri kegiatan berkebun di rumah
Hal menarik lainnya adalah menunjukkan foto-foto kegiatan saya dalam menanam dan merawat tumbuhan di rumah. Anak-anak merespon dengan baik. Bahkan beberapa dari mereka ingat kalau salah satu hobi saya adalah bekebun.
PJJ tidak boleh menjadi alasan untuk tidak mengajarkan tentang kegiatan mencintai alam melalui berkebun secara sedehana di rumah. Anak-anak sejak kecil diajarkan mengenai peran tumbuhan dalam kehidupan mereka.
Betapa tumbuhan sangat berguna untuk manusia. Selain buah dan sayur yang dihasilkan untuk dikonsumsi, tumbuhan juga merupakan penyedia udara segar  bagi kita. Buah dan sayuran segar bermanfaat untuk kesehatan kita demikian halnya udara segar yang dihasilkan tanaman. Fakta yang indah bukan?
Dari tumbuhan, anak-anak belajar tentang prinsip memberi dengan ketulusan, tanpa pamrih dan akhirnya memotivasi mereka untuk cinta alam sejak dini. (Ari Budiyanti).
Bagaimana dengan kita sebagai orang dewasa? Apakah juga sudah menanam dan merawat tumbuhan di sekitar kita?
Ayo tanam tumbuhan sekarang.
Salam lestari. Salam cinta alam
...
Written by Ari Budiyanti
8 Maret 2022
14-2.066
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H