Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Cara Sederhana Meningkatkan Minat Baca Siswa Melalui PJJ

5 Maret 2022   14:21 Diperbarui: 7 Maret 2022   16:12 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ sudah dilakukan sangat lama di sekolah-sekolah. Beberapa sekolah masih ada yang melangsungkan PTMT karena kondisi area sekitar sekolah tidak semuanya sama.

PTMT singkatan dari Pertemuan Tatap Muka Terbatas. Saya sempat juga mengajar dengan PTMT selama sekitar 2 bulan. Kondisi di sekitar sekolah tempat saya mengajar memang tidak memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan PTMT.

Naiknya kasus omicron di sekitar area sekolah membuat kami harus melaksanakan PJJ kembali. Saya sungguh merasa prihatin dan kasihan dengan kondisi anak-anak masa kini yang harus PJJ terus menerus.

Kalau dulu selama sekolah sebelum pandemi melanda, kami sudah menggiatkan minat baca dengan adanya pojok buku atau library corner di tiap ruang kelas dari kelas 1 sampai 6. Rak-rak buku selalu dipenuhi buku-buku dari perpustakaan yang diganti secara berkala.

Dokpri pojok buku di sekolah sebelum pandemi
Dokpri pojok buku di sekolah sebelum pandemi

Baca kisahnya di artikel saya berjudul 5 Cara Sederhana Pendekatan Literasi pada Anak-Anak. 


Siswa yang terkadang harus menunggu jemputan agak lama bisa tinggal di kelas sambil membaca buku. Itu dulu. Lalu bagaimana sekarang?

Pandemi membuat siswa harus berada di dalam rumah terus menerus untuk belajar. Kami mengadakan pertemuan daring menggunakan aplikasi zoom. Selain itu tugas tertulis dan praktek diberikan melalui google form dalam google classroom.

Lalu, selain membaca materi pelajaran yang dikirim guru ke google classroom, bagaimana upaya guru untuk meningkatkan minat baca pada siswa sekalipun mereka belajar dari rumah?

Ini tiga hal yang sudah saya lakukan untuk menolong siswa  dalam meningkatkan minat baca di rumah meski PJJ:

1. Mengadakan kelas baca

Saya mengajar kelas baca selama 1 minggu 1 kali selama 30 menit untuk memperlengkapi siswa agar lebih lancar membaca. Kelas baca ini memang saya tujukan kepada beberapa siswa yang mengalami kesulitan membaca dengan lancar.

Bukan hal mudah mengajari siswa membaca dengan menggunakan aplikasi zoom tapi bukan berarti tidak bisa. Kami secara rutin bertemu melalui zoom dan beberapa siswa sudah mulai lancar membaca. Ini memudahkan siswa untuk mengikuti kelas dengan lebih baik.

Sumber foto: www.smpn1angkona.sch.id
Sumber foto: www.smpn1angkona.sch.id
Membaca menjadi bekal ilmu dasar siswa untuk bisa mendalami ilmu-ilmu lainnya. Saya sebagai guru pun rela menyediakan waktu khusus untuk menolong siswa-siswa tersebut.

Saya tidak bisa membayangkan jika para siswa tidak bisa membaca. Apa yang akan terjadi kemudian? Dalam hal ini peran orang tua murid juga sangat berperan penting menolong anak-anak mereka agar bisa membaca dengan lancar.

2. Mengirimkan buku-buku bacaan digital

Mengapa saya mengirimkan buku bacaan digital? Saya tahu keterbatasan saya, tidak bisa bertemu langsung dengan siswa. Saya mengirimkan buku bacaan tersebut dalam bentuk PDF. Tentu saja isi cerita dipilih yang memotivasi siswa.

Melalui buku bacaan digital ini, semua siswa bisa mengaksesnya. Baik yang sudah lancar membaca maupun yang belum lancar membaca. Siswa juga merasa senang karena buku cerita anak ini dilengkapi dengan gambar-gambar menarik.

Selain itu saya juga akan menyediakan waktu membahas secara khusus isi buku cerita anak dalam bentuk digital tersebut tentu saja melalui pertemuan daring menggunakan aplikasi zoom. Anak-anak bergantian membacakan cerita dan kesan mereka pada isi cerita.

3. Memberikan buku cerita anak edukatif

Apa bedanya dengan langkah kedua? Buku yang saya berikan adalah buku cerita yang terdiri dari lembar-lembar kertas penuh warna. Bisa disebut juga buku cerita fisik.

Maksudnya buku tersebut yang bisa dipegang langsung oleh siswa dan dibuka-buka isinya untuk dibaca ceritanya. Buku cerita saya berikan pada waktu siswa mengikuti PTMT di gedung sekolah.

Mereka boleh membawanya pulang untuk menjadi koleksi bacaan pribadi milik siswa. Salah satu buku cerita yang saya berikan adalah karya kompasianer Hennie Triana berjudul Cacing Tanah Kecil yang Ingin Menjadi Kupu-Kupu. Berikut gambar bukunya.

Dokpri karya buku kompasianer Hennie Triana Oberst
Dokpri karya buku kompasianer Hennie Triana Oberst
Siswa merasa senang memiliki buku bacaannya sendiri. Saya juga memberikan buku cerita anak bahasa Inggris karya saya bagi siswa yang sudah lancar membaca. Buku karya saya yang sudah dibaca siswa antara lain adalah:
1. Three Friends,
2. A little Duck and A Little Cut,
3. Lala, dan
4. Didi and Lisa.

Dokpri buku cerita anak dalam bahasa Inggris karya Ari Budiyanti
Dokpri buku cerita anak dalam bahasa Inggris karya Ari Budiyanti

Buku-buku tersebut dibaca siswa dan diceritakan ulang isinya pada guru dan teman melalui aplikasi zoom.

Itulah tiga cara sederhana yang sudah saya coba lakukan untuk meningkatkan minat baca anak selama pandemi. Semoga menginspirasi dan bermanfaat bagi kita semua. 

Salam cinta anak. Salam cinta baca. Salam literasi.

Mari perhatikan minat baca anak-anak karena mereka generasi penerus bangsa.

....

Written by Ari Budiyanti
5 Maret 2022

11-2.063

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun